Page 23 - Basic Engine Pada Alat Berat febri
P. 23
dengan memberikan tegangan listriknya sebesar 90 V sehingga solenoid valve
menutup saluran bahan bakar, baik yang dari galeri maupun yang dari ruangan
di bawah plunger pompa. Selanjutnya tekanan bahan bakar yang terjebak
dalam ruangan di bawah plunger pompa tersebut mampu melawan pegas
injektor sehingga terjadi penginjeksian. Besarnya tekanan penginjeksian ini
adalah sekitar 1500 bar (21755.7 Psi atau 1480,38 atm atau 1529,57 kgf/cm2).
Posisi piston pada saat ini adalah pada langkah kompresi dan semakin
mendekati TMA (gambar c).
d. Pressure reduction phase (tahap pengurangan tekanan)
Pada tahap ini posisi plunger masih terus bergerak ke bawah karena
rocker arm masih ditekan nok, namum ECU sudah meng-OFF-kan
(memutuskan) tegangan listrik ke solenoid valve sehingga posisinya membuka
lagi. Hal ini menyebabkan sisa bahan bakar yang ada di ruangan di bawah
plunger pompa mengalir kembali ke galeri. Tekanan bahan bakar langsung
turun, yaitu menjadi sama tekananya dengan tekanan bahan bakar dalam
galeri. Posisi piston pada tahap ini bergerak dari beberapa derajat sebelum
TMA pada langkah kompresi sampai beberpa derajat setelah TMA pada langkah
usaha (gambar d).
Gambar c. Injection phase ; Gambar d. Pressure reduction phase
3. Sistem EFI Mesin Diesel Jenis Satu Pompa Injeksi Melayani Semua Injektor
Sistem ini sepintas hampir sama dengan sistem injeksi konvensional jenis
IN-LINE, yaitu terdiri dari pompa injeksi dengan konstruksi yang hampir sama
dengan jenis konvensional. Pompa injeksinya juga dilengkapi dengan governor dan
alat pemajuan injeksi (injection timing advance) atau dikenal dengan istilah
automatic timer.