Page 77 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 77

Pertempuran Teluk Cirebon





                           ke  daerah  Kuningan  –  Linggarjati.  Menurut  Akyas
                           dalam  bukunya  jumlah  orang  sipil  Belanda  yang

                           mengungsi  ke  Linggarjati  diperkirakan  berjumlah
                                                        52
                           antara 600 sampai 700 orang.
                               Ketika    Jepang    sudah   mampu      melakukan

                           pendaratan di wilyah indramayu, maka hanya masalah
                           waktu  hingga  Cirebon  dapat  dikuasai.  Cirebon

                           merupakan sebuah kota pelabuhan yang juga memiliki
                           perana  penting  di  Jawa  Barat  sejak  zaman  kerajaan

                           hingga  zaman  kolonialisme,  pelabuhan  pada  masa-

                           masa  kolonial  hingga  kemerdekaan  masih  sebagai
                           faktor  penentu  perkembangan  suatu  daerah.  Bila

                           ditinjau  dari  aspek  ekonomi,  geografis  Cirebon
                           merupakan  pelabuahan  dengan  letak  srategis.  Di

                           wilayah  Cirebon  Jepang  menduduki  tempat-tempat

                           penting  seperti  pelabuhan,  radio,  gedung  negara
                           sebagai  markas  kekuasaanya.  Sedangkan  di  wilayah

                           Kuningan tentara Jepang menjadikan gedung Holland
                           Inlandsche  School  (HIS)  dan  Vevolgschool  sebagai

                           markas  kekuasaanya.  Baik  diwilayah  Kuningan
                           maupun  Cirebon  pendudukan  Jepang  tidak  hanya

                           berpusat di kota-kota kabupaten dan hanya sedikit kota

                           kecamatan.  Namun  Jepang  mengutamakan  penjagaan




                        52 M.Akyas,dkk. Perjuangan Rakyat Kuningan Masa Revolusi

                        Kemerdekaan. Bandung: Kiblat 2006, hal. 40





                                                   64
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82