Page 78 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 78
Pertempuran Teluk Cirebon
terhadap aset-aset penting sepeti perkebunan, jalan,
jembatan, dan pelabuhan.
Karesidenan Cirebon menjadi salah satu penghasil
beras untuk Jepang, pelabuhan Cirebon juga menjadi
salah satu basis pertahanan Jepang di jawa barat, selain
itu beberapa perusahaan dagang Jepang seperti Jawa
Unko Kaisha juga bergantung pada eksistensi
pelabuhan. Oleh karena itu Cirebon memiliki pelaut-
pelaut handal yang pada masa mendatang akan
bergabung dengan TNI AL. Pada masa pendudukan
Jepang guna menambah tenaga pertahanan maka
Jepang mendirikana organisasi-organisasi militer dan
semi militer, seperti Peta, Heiho, Seinendang,
Keibodan dan Fujinkai. Organisasi-organisasi ini
didirikan diberbagai daerah, salah satunya di Cirebon,
Peta dan Fujinkai merupakan diantaranya yang kelak
akan menjadi cikal bakal TKR dan Laswi.
Pada masa pemerintahan militer Jepang di
Indonesia, Cirebon masih berstatus karesidenan atau
disebut dengan Syu. Jepang mengangkat penduduk
lokal menjadi Syucokan atau residen. Pangeran Arya
Suriadi ditunjuk sebagai residen Cirebon yang
berkedudukan di Cirebon. Namun pada agustus 1942
dikeluarkan undang-undang terkait perubahan system
pemerintahan di Indonesia. Perubahan tersebut dengan
menghilangkan Gunseibu setara pemerintahan provinsi
menjadi Gunsyireikan yang terdiri dari Syucokan
65