Page 84 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 84
Pertempuran Teluk Cirebon
delegasi Belanda dikarenakan jalur darat dinilai kurang
aman. Saat itu pelabuhan Cirebon sudah memiliki
markas ALRI yang dikenal dengan sebutan AL-CA III.
Saat itu pasukan ALRI ikut serta menajaga keamanan
proses perundingan.
Perundingan linggarjati yang diharapkan dapat
meredam konflik anatara Belanda dan Indonesia
ternyata gagal. Belanda melakukan agresi militer
Belanda I dan II yang tentunya berdampak pada
perubahan politik dan pemerintahan di kota Cirebon.
Seperti yang terjadi pada tahun 1947 pusat
pemerintahan karesidenan Cirebon terpaksa
dipindahkan ke wilayah Kuningan
2. Perpindahan Karesidenan Cirebon
Perjanjian Linggarjati yang berlangsung alot,
akhirnya ditandatangani pada Maret 1947, Perjanjian
yang pada dasarnya kurang menguntungkan bangsa
Indonesia dikarenakan luas wilayah yang jauh dari
harapan bangsa. Namun meski demikian Belanda yang
masih memiliki ambisi untuk kembali menjajah
Indonesia melakukan pelanggaran terhadap perjanjian
tersebut. Agresi militer Belanda I dan II memberikan
dampak yang besar bagi karesidenan Cirebon. Pada
agresi militer Belanda I yang terjadi pada sekitar tahun
1947, Cirebon sebagai kota perdagangan terpaksa
menetapkan jam malam untuk menciptakan keamanan.
Pada periode ini Belanda beberapa kali melakukan
71