Page 40 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 40

OPINI



                 Penyesuaian De Minimis Value

               Barang Kiriman, Bukanlah Ajang

                           Pemerasan Rakyat



            Dewasa  ini  transaksi  pembelian  barang  dari  luar  negeri  (e-commerce)
            semakin marak terjadi.  Bahkan  e-commerce telah menjadi  life style
            masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli terhadap barang luar negeri
            yang dikenal  high  quality,  branded,  melalui  sistem  online  yang sangat
            mudah dilakukan di manapun dan kapanpun. Secara definisi, e-commerce
            merupakan  perdagangan  elektronik  berupa  aktivitas  pembelian,
            penjualan,  pemasaran barang atau jasa dengan memanfaatkan sistem
            elektronik  melalui  internet atau  jaringan  komputer.  Salah  satu  contoh
            dari  kemajuan  teknologi  yang  memanjakan  setiap  elemen  masyarakat
            khususnya Indonesia yang lebih memilih membeli produk luar negeri dari
            pada produk dalam negeri.
            Sampai dengan detik ini, masyarakat sering kali masih menggunakan prinsip
            “high quality, low price” sebagai dasar mencari celah agar memperoleh
            barang luar negeri berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Modus yang
            terjadi di masyarakat,  adalah  adanya pemecahan  dokumen pembelian
            terhadap barang  e-commerce yang berujung  pada  penghindaran pajak.
            Tentu saja hal  ini  membuat kerugian besar  bagi Negara,  karena yang
            seharusnya Negara memperoleh penerimaan dari barang yang dibeli
            melebihi  batas  pembebasan,  namun  tidak  memperoleh  sepeser  rupiah
            pun dari barang milik pembeli “nakal” tersebut.

            Aturan lama memang  diakui  masih menyediakan celah bagi
            para  pembeli/importir  untuk  memecah  dokumen  barang
            kiriman supaya mendapatkan pembebasan bea masuk. Bahkan
            berdasarkan informasi terkait,  dalam setahun  Direktorat
            Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah mengidentifikasi
            10.000  potensi-potensi  pelanggaran  tersebut.
            Akibat  kelonggaran  peraturan  tersebut,  DJBC
            tidak  dapat  menindak  potensi  pelanggaran
            karena celah  tersebut  membuat apa  yang
            dilakukan  importer  tidak  benar-benar  salah.
            Sehingga potensi penerimaan bea masuk dan
            pajak  dalam  rangka  impor  (PDRI)  tidak  dapat
            diupayakan secara optimal.

            Melihat  banyaknya modus  pelanggaran
            pada   e-commerce,  membuat
            Pemerintah tidak tinggal diam
            untuk mencari solusi terbaik.
            Mengacu pada  rekomendasi
            World  Customs  Organization




            38  | Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45