Page 50 - Sun Flower Full Naskah
P. 50
Lima
azelia membuka mata, bau obat-obatan
menyeruak. Ia masih belum dapat menggerak-
Hkan bibir untuk bicara. Ia ingin menoleh, tapi
sepertinya ada yang mengganjal leher. Beberapa kali ia berkedip
pelan, entah kenapa matanya memerah dan tampak bekas air-
mata yang mengalir. “Dokter… dokter…” Hazel mendengar
seseorang memanggil dokter, lalu barisan orang berjubah putih
pun mengelilinginya.
“Syukurlah Hazel, kau akhirnya siuman, Nak...” perem-
puan di dekat Hazel, ia tahu barusan ia mendengar suara Mama.
Namun Hazel tak memiliki kemampuan berbicara, hanya tam-
pak matanya yang semakin memerah. Hazel menangis. Mama
mengusap airmatanya. “Tidak apa-apa, jangan menangis,”
Mama masih duduk di samping Hazel yang terbaring. Lalu
seorang lelaki yang baru datang juga terlihat lega karena Ha-
zel telah siuman. Hazel dapat melihat Ayahnya, beberapa jenak
kemudian Rian juga datang.
“Kenapa kau menangis Hazel? Apa selama ini kau ber-
mimpi sedih, Nak? Jangan menangis lagi, ada Mama di sini. Li-
hat, Ayah juga sudah ada di sini. Dan Rian juga ada.”
“Mama, jika dokter membolehkan, bawa aku ke tem-
pat Kang Ji-Woo dirawat. Aku ingin melihat keadaannya. Lalu
bawa aku ke tempat Ray juga.”
Hatinya masih dongkol. Tak ada yang mendengar Ha-
zel, namun ia sangat bersyukur dapat melihat keluarganya. Air-
matanya pun semakin mengalir deras.
***
Sejak ia siuman, keadaan Hazel semakin membaik. Kaki
44

