Page 51 - Sun Flower Full Naskah
P. 51
kirinya patah dan butuh waktu lama untuk penyembuhan, ia
sudah dapat duduk di kursi roda. Namun, Hazel benci dengan
pengganjal lehernya, ia ingin segera dapat menoleh dengan be-
bas.
Baru Hazel tersadar ternyata ia berada di Indonesia. En-
tah apa yang telah terjadi, ia tak tahu betul. Seseorang datang
dan mengelus bahunya. “Hazel, makan bubur ya?” Mama
kemudian menyuapinya.
“Ma, b-berapa lama aku di rumah sakit?”
Meski terbata-bata, Hazel dapat berbicara. Ada banyak
pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Mama. “Hampir dua
minggu kau koma, sejak bus yang membawa rombongan kalian
kecelakaan.” Mama tampak mengenang kejadian yang kala itu
membuatnya sesak, betapa sangat menyesakkan mendengar ka-
bar anaknya kecelakaan.
“B-bus?” Hazel heran. Seingatnya ia tidak kecelakaan di
dalam bus. Masih terekam jelas di memori saat ia berada di mo-
bil sedan merah Kang Ji-Woo yang ditumpanginya.
“Iya. Sebelum kecelakaan, kau dan teman-temanmu
berpamitan untuk pentas teater di kampus. Katamu, setelah itu
kau tak akan tampil di teater lagi. Kau dan rombongan teater
dihadiahi jalan-jalan ke kebun teh, tapi sepulangnya bus yang
kalian tumpangi masuk ke jurang. Mama sedih harus mengab-
arkan ini, tapi tiga orang temanmu meninggal.”
Pikiran Hazel kacau, ia sama sekali tak mengerti mak-
sud Mama. “Kampus yang di mana Ma?” tanya Hazel yang
masih kebingungan. “Kampus di kota ini sayang. Kau baru saja
tamat kuliah, tapi hanya ada ijazahnya. Saat acara wisuda, kau
belum siuman. Namun, Mama sangat bersyukur kau akhirnya
siuman.” Mama mengelus kepala Hazel, jilbab yang dikenakan
Hazel tampak lusuh lalu Mama merapikannya.
“Ma… Hm, umurku sekarang berapa tahun?” Mamanya
mengerutkan kening mendengar pertanyaan Hazel. “22 tahun,
Sayang.” jawaban Mama serasa mencakar-cakar perasaan Hazel.
“Mama menemui doktermu dulu ya?” Mama meninggalkan Ha-
zel yang duduk di kursi roda di taman rumah sakit. Mama harus
berbicara pada dokter. Ia tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada
45

