Page 54 - Sun Flower Full Naskah
P. 54
menyemangati teman seangkatan--mahasiswa tingkat akhir le-
wat teater. Sekelumit kenangan yang Hazel ingat adalah kesa-
maan beberapa hal di mimpinya dan kenyataan, Hazel memang
pernah beberapa kali mengalami kejadian yang sama persis den-
gan peran yang ia tampilkan di pertunjukan teater. “Mungkin
memang benar itu bukan kebetulan, tapi sekarang ada kenyata-
an yang lebih penting,” Hazel tersenyum dan mengepalkan jari-
jari tangan lalu meletakkannya di dada. Setidaknya nama Shim
Yeo-Hwa tak hanya ada di mimpi panjangnya, tapi juga di dunia
nyata.
“Loh? Hazel…” Mama heran bukan kepalang saat meli-
hat Hazel berdiri di dekat pintu pagar. Seingat Mama, Hazel be-
lum bisa bertumpu pada kaki kirinya. “Hm? Iya, Ma? Ada apa?”
beberapa jenak barulah Hazel sadar bahwa kakinya tak terasa
sakit lagi. Mama terlihat bahagia sekali, terlebih lagi saat Hazel
menceritakan isi amplop yang diterimanya.
Tidak seperti di mimpinya yang mengambil jurusan sas-
tra Korea, kenyataan yang akan dialami Hazel adalah dirinya
berkemungkinan besar dapat mewujudkan cita-cita masa kecil-
nya menjadi seorang fashion designer. Tahun depan ia akan men-
gambil kursus di bawah bimbingan Shim Yeo-Hwa, lalu ia akan
mencari beasiswa di kampus tempat Shim Yeo-Hwa mengajar.
Ia memang harus bekerja keras, tak ingin lagi ia membebani
kedua orangtuanya dengan biaya kuliah. Belum lagi Rian juga
membutuhkan uang sekolah yang tidak sedikit.
***
Duduk di sudut kamar, Hazel masih belum bisa melupa-
kan mimpinya selama koma hampir dua minggu. Ia bahkan bisa
mengingat dengan jelas saat wajah Lee So-Ra tersipu malu keti-
ka di hadapan Park Kyung-Shin. Ia bahkan hapal warna-warna
topi yang pernah dipakai Ray. Hazel juga tak melupakan café
tempat ia bertemu dengan Kim Tae-Jin dan Kim Ha-Na lalu ia
juga ingat wajah Oh Eun-Ha.
Hazelia memang tak menyangkal tentang kemampuan
bela dirinya sebab Ayahnya telah mengajarkan sejak ia masih di
48

