Page 57 - Sun Flower Full Naskah
P. 57

“Iya deh, tunggu Kakak di luar,”
                 “Okay Nuna…”
                 “Sudah! Berhenti manggil Kakak begitu,”
                 “Kan nanti Kakak juga akan ke Korea,”
                 “Iya, iya… kalau begitu nanti saja manggil Nunanya”
                 Hazel teringat pada Ray, entah apakah Ray benar-benar
          ada di dunia nyata? Ia benar-benar tak tahu. Meski begitu, Hazel
          yakin mimpinya tidak Tuhan sematkan secara kebetulan. Pasti
          ada alasan kenapa ia bermimpi seperti itu. Kelak, jika memang
          sosok Ray ada di dunia nyata, Hazel ingin bertanya kenapa ia di-
          panggil Ray? Padahal namanya Park Kyung-Soo. Jika alasannya
          seperti So-Ra dengan nama Indonesianya Sarah, maka nama Ray
          tak terdengar ada miripnya dengan nama Park Kyung-Soo.


                                     ***

                 “Sebenarnya Rian ingin menjadi  apa sih?  Kok latihan
          memanah segala? Sering latihan menembak juga, pakai ngajak
          aku pula.” gerutu Hazel sambil meraih botol air mineral di ran-
          sel. Ia rutin ikut Rian latihan dan akhirnya tergabung dan masuk
          juga di komunitas yang sama dengan Rian.
                 Mungkin Rian hanya tidak ingin melihat Hazel tanpa
          aktivitas di rumah. Meski kadang ia membantu Mama menja-
          ga warung dan membantu Ayah memperbaiki kerusakan elek-
          tronik di rumah, atau membantu Ayah mengecat dinding rumah
          yang mulai kusam, namun bagi Rian, Hazel tetap harus punya
          kegiatan rutin. Toh! Mereka juga akan jarang bertemu saat Hazel
          ke Korea nanti.
                 “Sebenarnya sih Kak, aku ngajak Kakak terus karena ti-
          dak mau dideketin dia.” Rian mengarahkan pandangan matanya
          ke arah gadis yang baru saja melepas anak panah dari busurn-
          ya. “Haha… kenapa? Dia cantik kok.” kata Hazel. “Kak, aku ini
          masih SMA. Kakak yang sudah tamat kuliah saja belum pernah
          pacaran.” Rian serius mengatakan itu. Meski ia sering beradu
          pendapat dan membuat Hazel jengkel, namun kali ini Rian tak
          ada maksud untuk mengejek kakaknya. “Wah, aku dijadikan pato-
          kan. Apa seluruh manusia yang menjadi seorang kakak memang begini

                                      51
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62