Page 61 - Sun Flower Full Naskah
P. 61
uplah sebatas suka saja. Tak perlu ada rindu di dalamnya. Tak
perlu.
Sempat Hazel bingung kenapa ia menyukai Kang Ji-
Woo? Sungguh, Hazel tak ingin disebut fans. Jika karena ketam-
panan Kang Ji-Woo maka banyak aktor lain yang tak kalah tam-
pan dari Kang Ji-Woo. Atau, karena Kang Ji-Woo terkenal dan
juga pebisnis kaya? Ah, rasanya banyak orang yang terkenal dan
sekaya itu. Hazel masih tak tahu apa alasannya menyukai Kang
Ji-Woo? Entahlah, baginya suka ya cukup suka saja. Tak selalu
harus ada alasan. Ia hanya terpukau.
***
“Jaga kesehatan ya nak, jangan lupa terus kabari Ayah
dan Mama.” Di bandara, seperti déjà vu, sebab ini bukan kali
pertamanya Ayah Hazel berpesan seperti itu. Lalu Hazel pun
tersenyum ketika sadar bahwa dirinya masih saja mengingat
mimpi itu. “Iya Ayah. Hazel akan sering memberi kabar,” Hazel
mencium tangan Ayahnya.
“Mama kira setelah wisuda, kau akan tetap tinggal di
Indonesia. Tapi tidak apa-apa, yang penting kau akan baik-baik
saja dan gapailah impianmu. Mama dan Ayah selalu mendo-
akan,” hampir sama dengan yang diucapkan Mama dalam mim-
pi Hazel dulu. Ingin sekali Hazel melupakan mimpi itu. “Iya Ma.
Hazel pasti baik-baik saja di sana nanti,” Hazel pun mencium
tangan Mama. Berat rasanya ia harus jauh dari keluarga.
“Fighting kak! Harus sabar ya? Jangan mengajak orang
lain berdebat haha,” masih saja Rian bercanda, maksud kalimat
Rian juga ingin mengatakan kalau ia akan sangat merindukan
moment berdebat dengan Hazel dan membuat jengkel kakaknya.
Hazel melambaikan tangan dan beranjak menuju pe-
sawat, bahkan saat ini saja rindunya mulai menggunung. Na-
mun Hazel harus kuat. Rindu yang ia rasakan kelak ia berjanji
akan membayarnya dengan kesuksesan. Lalu bagaimana den-
gan sisi lain rindunya yang telah terhenti? Entahlah, namun per-
men rasa jeruk yang sempat Rian berikan tadi terasa manis. Ha-
zel tengah bahagia. Dan memang ia harus bahagia. Tidak baik
berlama-lama tenggelam dalam luka.
55

