Page 66 - Sun Flower Full Naskah
P. 66
Hazel harus berterimakasih pada Ayahnya yang telah
membekali ia dengan kemampuan beladiri. Mau tak mau ia ter-
libat perkelahian. Ia juga mendapat serangan dan pukulan, tapi
bukan Hazel jika tak bangkit lagi. “Jangan bergerak!” gertak seo-
rang pria yang menempelkan pistol tepat di kepala Hazel bagian
belakang. Hazel yakin mereka bukanlah polisi.
“Hey! Rakyat biasa dilarang memiliki senjata api!” mes-
ki ia yakin keempat orang itu bukanlah rakyat biasa namun
Hazel tak membenarkan mereka yang memiliki senjata, ia pun
menangkis dan melumpuhkan keempat orang itu tepat di kaki.
Bisa saja jika Hazel mau membuat peluru bersarang di kepa-
la mereka, namun Hazel baru tiba di Korea dan ia tidak ingin
membunuh. Apalagi ia sama sekali tak tahu akar permasalahan
yang ada. Hazel hanya menjalankan nalurinya. Membantu yang
lemah. Dan, selain pada Ayah, Hazel juga harus berterimakasih
pada Rian. Sebab karenanya Hazel terlatih menembak.
“Ajumma… ayo pergi dari sini!” Hazel membawa per-
empuan itu masuk mobil yang dikendarai oleh empat orang
tadi, namun Hazel kebingungan sebab ia tak pernah mengemu-
dikan mobil. Ia mencoba menghidupkan mobil, bisa. Namun ia
bingung apa yang harus ia lakukan lagi?
“Kau tak bisa mengemudi?” tanya perempuan itu pada
Hazel, ia masih terlihat sangat lemah. Hazel pun menggeleng.
Lalu dengan suara yang pelan, perempuan itu memberikan in-
struksi pada Hazel. Keberanian pun diuji, Hazel bahkan belum
pernah belajar mengendarai mobil sebab memang ia tak memili-
ki mobil. Hanya ada motor di rumahnya yang sering ia bawa ke
kampus.
Salah seorang dari empat pria itu tampak berdiri dan
menembak kaca mobil. Hazel meminta perempuan di sebelahn-
ya merunduk dan dengan keberanian yang mendesak, Hazel
tancap gas. Kemudinya belum terkendali hingga tak sengaja ia
melindas kaki dua orang pria tadi. Hazel benar-benar tak senga-
ja.
***
60

