Page 68 - Sun Flower Full Naskah
P. 68
keduanya khawatir lagi. Cukuplah saat ia kecelakaan saja yang
membuat orangtuanya khawatir.
Malamnya Hazel istirahat dan tak keluar dari aparte-
men, ia membuka email lagi dan baru mendapati balasan dari
Shim Yeo-Hwa. “Syukurlah, besok aku pasti datang,” ucap Ha-
zel sambil tersenyum melihat balasan email yang ia baca. Dan ia
pun menyalin alamat di email itu ke selembar kertas.
Melirik laptopnya, Hazel melihat ada email yang baru
masuk. Dari Shim Yeo-Hwa lagi. “Jangan lupa menyebutkan
namamu pada resepsionis di kantorku besok supaya kamu ti-
dak perlu menunggu,” Hazel langsung membalas email itu dan
tak bisa membayangkan bagaimana kantor Shim Yeo-Hwa. Ah,
Hazel bahkan tak tahu banyak mengenai sang designer. Ia juga
belum pernah melihat foto Shim Yeo-Hwa. Hazel hanya memb-
aca banyak artikel yang di sana hanya terpajang foto-foto desain
baju karya Shim Yeo-Hwa atau foto-foto para modelnya saat
acara fashion show di luar negeri. Memang di beberapa artikel,
banyak yang menyebutkan bahwa Shim Yeo-Hwa adalah design-
er hebat tanpa wajah karena tak ditemukan satupun fotonya di
internet.
***
Hazel sangat bersemangat ketika ia tiba di kantor Shim
Yeo-Hwa, kantor yang luar biasa menurut Hazel. Di lantai per-
tamanya ada café, lantai kedua ada butik yang semua koleksi
di sana adalah karya Shim Yeo-Hwa. Di lantai ketiga ada para
pegawai yang terlihat sibuk bekerja. Di lantai empat ada salon
pribadi, diperuntukkan bagi tamu-tamu spesial yang ingin mer-
awat diri dan tentu pastilah untuk Shim Yeo-Hwa. Sekarang Ha-
zel berada di lantai lima. Jika ia naik lagi maka ia tiba di atap ge-
dung. Hazel semakin bersemangat mengikuti jejak sukses Shim
Yeo-Hwa, menjadi hebat, terkenal dan kaya.
“Ada yang bisa dibantu?” tanya resepsionis cantik di
depan Hazel. “Saya Hazelia, ingin bertemu dengan Shim Yeo-
Hwa,” ia tidak tahu harus memanggil Shim Yeo-Hwa dengan
sebutan apa. Di internet dan banyak website yang memuat artikel
62

