Page 70 - Sun Flower Full Naskah
P. 70

hanya akan ia dengar jika ia di Indonesia.
                 “Mm… di Indonesia, Bunda berarti Eomma,” jawab Ha-
          zel dan terlihat Shim Yeo-Hwa sangat menyukai panggilan itu.
          Hazel benar tentang penampilan Shim Yeo-Hwa, meski usian-
          ya sudah melewati angka 50 tahun, tapi ia masih cantik dengan
          rambut di atas bahu. Tidak dipotong terlalu pendek namun juga
          tidak sampai sebahu.
                 Hazel diajak melihat-lihat koleksi di lantai dua. Bahkan
          Shim  Yeo-Hwa menyuruh Hazel mencoba beberapa baju dan
          memberikan baju itu untuknya.  Kelak Hazel harus bercerita
          pada Mama kalau ia dapat Bunda di sini. Jadi, Mama dan Ayah
          memang tak perlu khawatir.
                 “Hazel, ada hal penting yang harus aku bicarakan.”
                 “Hm? Apa Bunda?”
                 “Selain kemampuanmu, aku juga menyukai kepriba-
          diamu. Aku mengatakan ini demi kebaikanmu. Apa kau ingin
          memiliki identitas lain? Seperti nama dan asal serta beberapa
          dokumen?”
                 Hazel mengerutkan keningnya. Bahkan sekarang ia leb-
          ih kebingungan daripada saat ia tak tahu cara mengemudikan
          mobil. “Maksud Bunda?” kalau saja Bunda adalah teman sebaya,
          pastilah Hazel bisa meracau menanyakan banyak hal. Tapi, Ha-
          zel tahu etika berkomunikasi.
                 “Kelak kau akan tahu dengan sendirinya, aku hanya ta-
          kut penjahat kemarin mengganggu dan mulai mencarimu.”
                 Hazelia terdiam dan memikirkan banyak  hal. Ia juga
          tidak menginginkan jika harus berhadapan lagi dengan penja-
          hat-penjahat itu. “Berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk, aku
          juga takut keluargamu di Indonesia dilibatkan. Sebab aku tahu
          bagaimana watak orang yang menyanderaku itu. Jadi, apa kau
          ingin memiliki identitas baru?”
                 Setelah berpikir, Hazel menjawab “Baiklah Bunda,” tak
          masalah dengan identitas itu, ia tak akan menggunakan hal itu
          untuk melakukan kejahatan. “Dan, kau ingin nama apa?” tanya
          Bunda lagi. “Mm… Hae-Seol? Bagaimana Bunda?”
                 “Hae-Seol? Mm… Lee Hae-Seol, bagaimana?”
                 “Iya Bunda,” Hazel tersenyum, lebih tepatnya ia ingin

                                     64
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75