Page 65 - Sun Flower Full Naskah
P. 65
ma-lama dengan keadaan seperti itu, sebab uang di dompet Ha-
zel pun pas-pasan. Dan dengan uang yang pas-pasan itu, Hazel
justru pergi ke tempat terakhir yang ada di mimpinya.
***
Ia berdiri di dekat pohon besar. “Tadi apartemen, seka-
rang pohon besar ini juga ada di dunia nyata,” gumam Hazel. Ia
masih berjalan-jalan di sekitar sana. Hazel merenung, perasaan
itu masih sangat jelas hingga rasa sakit memukul-mukul dadan-
ya. Ia bahkan masih ingat warna baju Kang Ji-Woo, coat panjang
selutut abu-abu dan syal yang juga berwarna abu-abu. Lalu ear-
phone yang dipakai Ray saat itu berwarna putih. “Sudah! Sudah
cukup Hazel. Kau hanya akan menderita dengan mengingat itu
semua,” Ia tidak sedang berbicara pada pohon besar di dekatn-
ya, namun pada dirinya sendiri.
Tidak ada orang-orang yang berlalu lalang di sana, Ha-
zel baru menyadari walaupun musim semi namun di sana cuk-
up sepi. “Aarrgghh…” jika Hazel tidak salah dengar ada suara
orang yang merintih kesakitan. Ia bergidik ngeri namun mem-
beranikan diri mendekat. Tepat di seberang tikungan. Di sana
ada pohon dan rumput yang tumbuh tinggi. Hazel memasang
indera pendengarnya dengan baik, ia memang tak salah dengar.
Ada seseorang di balik pohon.
“Astaga!” Hazel melihat seorang perempuan paruh
baya dengan tangan dan kaki yang terikat. Ia terkulai lemah,
karena itu ia tak dapat berteriak kencang. Hazel segera melepas
ikatan talinya. “Ajumma, ayo!” ia memegang bahu dan memap-
ah perempuan itu ke pinggir jalan. Sepuluh meter dari mereka
ada sebuah mobil yang berhenti. Seketika keluarlah empat orang
pria berbadan besar dengan pakaian serba hitam.
“Pergilah! Lari…” kata perempuan itu yang menyuruh
Hazel pergi. Seketika menoleh ke arah orang-orang seram itu,
lalu Hazel menyandarkan perempuan yang dipapahnya di se-
batang pohon. Ia tak punya pilihan selain menghadapi mereka.
Meski Hazel tak tahu apakah ia mampu? Terlambat untuk ber-
pikir, Hazel sudah dikelilingi mereka.
59

