Page 67 - Sun Flower Full Naskah
P. 67

“Komawoyo…” kata perempuan paruh baya itu. Hazel
          tersenyum dan mengangguk. Ternyata ajumma disandera dan
          entah karena hal apa Hazel tak bertanya lagi. Yang penting bagi
          Hazel, perempuan itu tidak terluka.
                 Hazel menatap sepasang mata sipit yang sendu, perem-
          puan di hadapan Hazel kira-kira berusia lewat 50 tahun. Namun
          dari pakaiannya terlihat ia bukan orang biasa, kalau saja rambut
          pendeknya saat ini tidak kusut sungguh ia perempuan cantik
          dan sangat merawat diri.
                 “Kau bisa merusak GPS mobil ini? Tolong lakukan un-
          tukku. Dan jangan menghubungi polisi. Tinggalkan saja mobil
          ini jauh dari tempatmu lalu kita naik taksi,”
                 “Iya, baiklah ajumma,” Hazel tak memikirkan lagi alasan
          kenapa ia harus menuruti permintaan itu. Jika memang kelak
          ia harus menyesal, akan lebih baik jika ia menyesali tindakan
          yang telah dilakukannya daripada ia harus menyesal karena tak
          melakukan itu. Hazel pun mencari batu dan merusak GPS mo-
          bil.
                 “Sekali lagi terima kasih. Aku berhutang  banyak
          padamu. Sekarang suami dan anak-anak  pasti mencemas-
          kan keadaanku. Kau pulanglah,” perempuan di dekat Hazel
          tersenyum. Hazelia ragu membiarkan  ajumma pulang sendiri,
          namun taksi sudah terlanjur berhenti di hadapan Hazel.
                 “Namamu siapa?”
                 “Hazelia,” ia tersenyum setelah menjawab pertanyaan
          ajumma. Hazel masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya
          dan meninggalkan ajumma. Taksi berikutnya pun berhenti dan
          Hazel dari kejauhan masih sempat melihat perempuan tadi ma-
          suk taksi. Ia tak perlu khawatir lagi.
                 Hazel bersyukur kaki kirinya tidak bermasalah, ia akan
          benar-benar terduduk jika empat pria tadi menendang kaki ki-
          rinya. Diam sejenak lalu Hazel sedikit merasa takut. Takut kalau
          besoknya ia dicari penjahat seperti tadi.
                 Tiba  lagi di  apartemen, barulah Hazel  merasa  lapar.
          Namun, ia was-was untuk keluar. Jadilah ia menikmati mie in-
          stan dan roti yang ada dalam kopernya. Kejadian itu tak perlu ia
          ceritakan pada Mama atau pun Ayah, Hazel tak ingin membuat

                                      61
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72