Page 63 - Sun Flower Full Naskah
P. 63

Enam







                        azel bernapas lega saat kakinya menginjak
                        Negara Korea Selatan. Untuk memastikan bah-
           Hwa  dirinya tidak sedang  bermimpi,  beberapa
          kali ia mencubit lengannya dan terasa sakit. “Baiklah, ini bukan
          mimpi lagi,” Hazel menarik kopernya dan mencari taksi.
                 Lidahnya sangat bersahabat dengan bahasa Korea, se-
          olah  ia  sudah  belajar dalam  waktu yang cukup lama.  Benar,
          membutuhkan waktu yang cukup untuk fasih berbahasa asing.
          Dan Hazel hanya menguasai bahasa Inggris. Itu juga ia meng-
          habiskan waktu empat tahun kuliah. Ia tidak ingin lagi meng-
          hubung-hubungkan apapun dengan mimpinya saat itu, walau-
          pun ia bersyukur bisa berbicara bahasa Korea. Ia hanya ingat
          saat remaja ia memang pernah otodidak belajar bahasa Korea,
          karena menurut Hazel remaja jika suatu saat kelak ia bertemu
          Kang Ji-Woo maka ia bisa menyapa pakai bahasa Korea.
                 Sekarang Hazel sungguh sangat ingin melupakan mim-
          pi itu. Namun, sepertinya memang tidak mudah. Iya! Melupa-
          kan memang tidak mudah. Wajar saja banyak orang yang tak
          pandai move on. Seingat Hazel, yang bisa ia lupakan dengan mu-
          dah adalah pelajaran yang tidak disukainya. Hanya membutuh-
          kan hitungan detik agar ia lupa.
                 Benar bahwa musim yang disukai Hazel adalah musim
          dingin, namun sekarang ia disambut musim semi. Bunga-bunga
          bermekaran sangat indah. Dan sekarang Hazel ingat, kejadian
          sebelum ia kecelakaan adalah saat ia tampil pada pertunjukan
          teater di kampus. Dalam  rangka menyemangati mahasiswa
          tingkat akhir yang ingin kuliah dengan beasiswa ke luar neg-
          eri. Karena sekarang tengah musim semi, ia jadi ingat dialognya
          saat pertunjukan teater yang berhasil membuat penonton terta-
          wa kala itu.
                 “Aku merasa seperti orang bodoh,” Hazel merutuk diri.
                                      57
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68