Page 56 - Sun Flower Full Naskah
P. 56

man, pernah beberapa  kali airmatanya jatuh tanpa ia sadari.
          Sebagian diri Hazel masih terikat pada mimpi itu. Mimpi yang
          seharusnya tak perlu mampir dalam hidup Hazel. Betapa seka-
          rang hatinya sekarat tak bisa mendengar Lee So-Ra  memang-
          gilnya Hae-Seol. Ia juga tidak sedang bekerja part time sebagai
          co-host, dan hatinya juga sakit saat teringat Ray yang memang-
          gilnya Nuna.
                 “Chukhahaeyo Hazelia…” ah, ingin sekali Hazel menden-
          gar lagi ucapan selamat dari Kang Ji-Woo. Ia penasaran, apakah
          teman-teman yang ada dalam  mimpinya selain Kang Ji-Woo
          juga nyata? Hazel sangat penasaran sebab yang ia tahu hanya
          Kang Ji-Woo. “Bagaimana dengan yang lainnya? Apakah mere-
          ka juga ada di dunia nyata?”
                 “Nuna… mau ikut aku latihan tidak?” Hazel refleks ber-
          diri karena kagetnya. Di mana ia mendengar suara itu barusan?
          Jari-jari tangannya yang halus bahkan terlihat sedikit gemetar.
          Pintu kamarnya diketuk. “Ah! Rian!” gerutu Hazel. “Kenapa
          kau memanggil kakak dengan sebutan Nuna?” dadanya masih
          bergemuruh.
                 “Haha… entahlah, ada teman Rian yang cowok suka
          K-Pop, dia manggil kakak kelas yang perempuan dengan sebu-
          tan Nuna. Katanya Nuna itu artinya kakak,” Rian tertawa melihat
          kakaknya kesal. “Jadi, mau ikut Rian latihan tidak?” ia bertanya
          lagi pada Hazel. “Hm, latihan apa? Ngapain juga ngajakin Ka-
          kak?” Hazel curiga pada Rian yang akan mengejeknya, memang
          semenjak keluar dari rumah sakit, Hazel tak pernah pergi den-
          gan seorang teman pun. Ia lebih banyak di kamar atau membaca
          buku.
                  “Latihan memanah kak. Ini kan bukan ekskul, jadi Ka-
          kak bisa ikut juga kalau mau. Kakak lupa ya? Semenjak masuk
          SMA, Rian kan aktif di komunitas memanah dan latihan men-
          embak.” Hazel juga tak mengingat hal itu. Ia hanya mengang-
          guk-angguk  saat adiknya menjelaskan. Ia sengaja tak kumpul
          dengan teman-temannya, selain  mereka  banyak yang kerja  di
          luar kota, Hazel hanya akan mendapat olokan karena tak punya
          teman dekat laki-laki. Memang benar bahwa ia tak pernah paca-
          ran sampai sekarang.

                                     50
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61