Page 78 - Sun Flower Full Naskah
P. 78
hat Hae-Seol dengan tatapan serius namun keheranan. Hae-Seol
ternyata tak bisa meminjam bahu Lee So-Ra lebih lama lagi. “Itu
kan hanya di mimpiku So-Ra,” Hae-Seol mencoba menetralkan
keheranan So-Ra.
“Hae-Seol, masalahnya Park Kyung-Shin adalah se-
niorku.”
“Aha! Dia seniormu di komunitas Taekwondo?”
“Kok tahu? Baru saja minggu lalu dia menjadi ketua ko-
munitas.”
“Hahaha…”
“Loh Hae-Seol? Kok ketawa?”
“Hahaha…” Hae-Seol benar-benar tak dapat meng-
hentikan tawanya. Betapa tidak menggelitik saat mengetahui
ternyata So-Ra mengenal Park Kyung-Shin. “Diawali dari Shim
Yeo-Hwa, kemudian apartemen dan pohon besar, lalu Lee So-Ra
kemudian Park Kyung-Shin juga ada di dunia nyata!”
“Apa Park Kyung-Shin memiliki seorang adik?” tanya
Hae-Seol setelah ia berhenti tertawa. “Aku tidak tahu. Kan baru
seminggu yang lalu aku kenal Park Kyung Shin. Itu juga kare-
na dia yang jadi ketua komunitas kami. Kata ketua sebelumnya,
Park Kyung-Shin baru pindah dari Busan,” Hae-Seol mengang-
guk-angguk mendengar penjelasan So-Ra. Pertemuan pertama
So-Ra dan Kyung-Shin di dunia nyata rupanya terjadi saat lati-
han Taekwondo. Bukan di Masjid Seoul seperti di mimpi pan-
jang Hae-Seol.
“Boleh aku bergabung juga di sana?”
“Tentu. Kemarin Bunda memberitahuku tentang ke-
mampuan beladirimu saat menyelamatkan Bunda,” mulai se-
karang setiap akhir pekan, So-Ra tidak akan sendiri lagi saat
berangkat latihan Taekwondo. Sebenarnya So-Ra juga kagum
dengan kemampuan Hae-Seol menembak. Bunda yang mencer-
itakannya lewat telepon kemarin.
“Kau juga terlatih menembak ya?”
“Iya So-Ra. Menembak dan memanah.”
Kelak So-Ra akan meminta Hae-Seol mengajarinya me-
nembak dan memanah, rasanya kemampuan itu harus juga So-
Ra miliki ketika ia mengingat mobilnya pernah dihadang dan ia
72

