Page 80 - Sun Flower Full Naskah
P. 80
mengenakan setelan warna peach, namun ia tetap cantik. Dan se-
karang perhatian Hae-Seol tersita pada bros kecil berbentuk hati
di jilbab So-Ra. Sangat cantik, pikir Hae-Seol.
Mereka lalu bergerak menuju mobil, Hae-Seol belum
sempat bertanya pabrik apa yang akan mereka lihat namun
setelah sampai barulah Hae-Seol tahu bahwa itu pabrik tekstil
milik Bunda.
“Wah… besar sekali…” ucap Hae-Seol setengah ber-
bisik pada So-Ra. “Rumah Bunda bahkan lebih besar dari ini,”
So-Ra juga setengah berbisik pada Hae-Seol. Mereka berdua
berjalan melihat sekeliling pabrik, sementara Bunda sedang ber-
cakap-cakap dengan beberapa orang pegawainya.
Hae-Seol benar-benar bersyukur ia dipertemukan den-
gan sosok hebat seperti Bunda. Dulunya Bunda mengawali
bisnis sebagai seorang penjahit dan siapa sangka bisnisnya men-
jadi luar biasa seperti sekarang.
“Hae-Seol, setelah ini mau mampir ke rumah makanku
tidak?”
“Wah, kau punya rumah makan?”
“Iya. Tak jauh dari apartemenmu.”
Hae-Seol ingat, barangkali itu adalah rumah makan
yang dimaksud oleh ajumma yang memberitahu Hae-Seol saat
hari pertamanya di Korea. Ia memang belum sempat ke sana.
Dari penjelasan berikutnya yang dikatakan So-Ra, gadis itu
memiliki rumah makan halal. Bunda bahkan sangat mendukung
So-Ra menjalankan bisnisnya.
***
“Wah, ini kau sebut rumah makan? Harusnya tadi kau
bilang restoran mewah,” Hae-Seol tiba di depan restoran milik
So-Ra. Di mimpi panjang Hae-Seol, keluarga So-Ra memiliki se-
buah rumah makan dan sekarang di dunia nyata, So-Ra yang
memiliki restoran.
Hae-Seol pernah jalan-jalan untuk menemukan café sep-
erti yang ada di mimpinya, namun tak ada. Tapi ia sudah sangat
bahagia melihat restoran milik So-Ra, Hae-Seol suka interiornya,
74

