Page 76 - Sun Flower Full Naskah
P. 76
“Tapi, tetap saja itu pemalsuan identitas.”
“Haha… tapi kau kan sudah menyetujuinya. Lagian kau
ada di jalur yang benar kok.”
Lee So-Ra tertawa, betapa Hae-Seol bahagia bisa meli-
hat tawa yang begitu nyata. Ia cepat akrab dengan Lee So-Ra,
dan tentang namanya padahal di mimpi panjang itu, So-Ra lah
yang pertama kali memanggilnya Hae-Seol bukan ia yang ha-
rus membuat identitas baru dengan nama Hae-Seol. Membuat
identitas baru seperti yang dilakukan Hae-Seol memang tidak
sepenuhnya benar, namun itu hanya tindakan waspadanya.
“Anggap saja ini seperti tugas Negara,” kata So-Ra lagi.
“Kau yakin penyanderaan kemarin itu hanya masalah persain-
gan?” tanya So-Ra pada Hae-Seol yang terlihat mengerutkan
kening. Bukankah tadi Bunda mengatakan bahwa itu adalah
masalah persaingan? Tunggu! Tadi Bunda bilang bahwa akan
ada hal yang yang diketahui sendiri oleh Hae-Seol kelak.
“Sebenarnya itu masalah harta dan kekuasaan,” So-Ra
berbisik pada Hae-Seol. Barulah Hae-Seol tahu dari So-Ra bah-
wa suami Shim Yeo-Hwa adalah salah satu pengusaha terkaya
di Korea Selatan. “Namanya Kang Dong-Sun,” So-Ra berbisik
lagi. Ah, barulah Hae-Seol mengangguk-angguk, bukan karena
ia tahu nama suami dari perempuan yang ia panggil Bunda, na-
mun karena Hae-Seol menyadari sesuatu. “Berarti ikon SK itu
memiliki makna Shim and Kang ya, So-Ra?”
“Hm?” So-Ra heran sebab bukannya Hae-Seol menang-
gapi masalah penyanderaan itu tapi justru bertanya tentang
ikon yang selalu tersemat di setiap karya-karya Shim Yeo-Hwa.
“Wah, kau baru mengetahui itu?” So-Ra balik bertanya. Me-
mang, ada banyak hal yang belum diketahui Hae-Seol sebab ia
hanya mengandalkan informasi dari internet yang tidak memuat
info detail tentang Shim Yeo-Hwa. Dari penjelasan So-Ra yang
tadi, menurut Hae-Seol informasi-informasi itu memang sengaja
tidak dimuat di internet. Kemarin saja Shim Yeo-Hwa disandera,
bayangkan jika seluruh dunia tahu lewat internet tentang detail
keluarga Shim Yeo-Hwa. Ah, Hae-Seol tak dapat membayang-
kan apa yang akan terjadi?
“Wah, daebak. Kau tahu banyak So-Ra. Sudah berapa
70

