Page 7 - 185040077 Dwi Andini Nurfadillah Biologi B
P. 7

Sebagai contoh, pada kulit terdapat kelenjar minyak
               yang mengandung bahan kimia dan dapat melemahkan               Saliva  Dapat  Membunuh

               bahkan membunuh bakteri  di  kulit.  Mikroorganisme                Mikroorganisme
                                                                           Cairan ludah atau saliva ternyata
               yang berada pada bahan makanan sebagian besar sudah         tidak  hanya  berfungsi  dalam
                                                                           pencernaan secara kimiawi  saja,
               dimatikan oleh saliva yang mengandung lisosom. Di           tetapi  juga  berperan  dalam

               dalam perut, mikroorganisme yang masih hidup juga           membunuh mikroorganisme yang
                                                                           masuk  bersama  makanan.  Di
               dimatikan dengan adanya asam-asam. Di dalam usus            dalam saliva terkandung lisosom.

                                                                           Lisosom  inilah  yang  dapat
               terdapat  enzim-enzim  pencernaan  yang  juga  dapat        membunuh       mikroorganisme
               membunuh mikroorganisme yang merugikan.                     tersebut.

                   Demikian juga dengan saluran pernapasan. Hal ini
               disebabkan udara yang dihirup melalui hidung mengandung partikel-partikel asing (berupa

               debu) maupun mikroorganisme (termasuk spora jamur).  Spora jamur  dapat tumbuh dan

               berkembang biak jika berada di tempat (lingkungan) yang sesuai. Pada trakea terdapat sel-sel
               bersilia yang dapat menyapu lendir serta partikel-partikel berbahaya yang terselip di antara

               kerongkongan agar dapat keluar bersama air ludah.
                   b.  Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)

                       Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ

               dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan
               dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa

               kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada
               pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang

               terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih

               hangat.
                       Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar,

               nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah
               robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini

               akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat
               permeabel.

                       Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke

               cairan luar sel.  Neutrofil ini  akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.  Selanjutnya,
               neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus

               dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi

               makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12