Page 322 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 322
dia naik ke atas genteng. Akan tetapi karena dia ditodong dan merasa takut sekali
kepada wanita perkasa yang mencengkeram punggungnya, dia mentaati perintah
Swat Hong dan dengan suara lantang dia berteriak-teriak dari atas.
"Haiii.... mundur semua...!" Dia melihat pasukan keamanan sudah berada di situ,
dipimpin oleh Bhong-ciangkun, perwira yang mengepalai pasukan keamanan.
"Bhong-ciangkun, suruh semua pasukan mudur!"
Pada saat itu, Kwee Lun sedang mengamuk. Tadinya yang mengeroyoknya
hanyalah para tukang pukul anak buah Ciuwangwe dan dia sudah berhasil
merobokan belasan orang dengan tambang di tangannya yang kini sudah
berlepotan darah. Akan tetapi dia kewalahan juga ketika pasukan keamanan
datang. Pasukan yang jumlahnya hampir seratus orang itu tentu saja tidak
mungkin dapat dia lawan seorang diri hanya mengandalkan segulung tambang!
Maka dalam amukannya itu, dia sudah menerima pula beberapa bacokan senjata
tajam yang melukai pinggul dan punggungnya, membuat pakaiannya berlepotan
darah pula. Namun, sedikit pun semangatnya tidak menjadi kendur, bahkan darah
dipakaiannya itu seolah-olah membuat dia makin bersemangat lagi!
Melihat betapa atasannya berada di atas genteng dan mengeluarkan perintah itu,
Bhong-ciangkun terkejut dan cepat dia mengeluarkan aba-aba menyuruh
pasukannya mundur. Kwee Lun ditinggalkan
seorang diri, berdiri dengan kedua kakinya terbentang
lebar, pakaian dan tambangnya berlumuran darah,
gagah bukan main sikapnya. Sisa anak buah Ciu-wangwe
tidak ada lagi yang berani maju setelah para
pasukan itu diperintahkan mundur. Apalagi ketika mereka
itu mendengar bisikan teman-teman bahwa Ciu-wangwe telah tewas oleh dara di
atas genteng itu!
321