Page 318 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 318

dan .... heiiittt...." Dia cepat mengelak ke kiri ketika melihat nona cantik itu sudah

               menerjang  maju,  menggunakan  tangan  kirinya  mencengkeram  ke  arah

               pundaknya. Gerakan Ciuwangwe cukup cekatan dan memang dia telah memiliki

               ilmu kepandaian tinggi. Akan tetapi sekali ini dia berhadapan dengan seorang

               dara perkasa yang luar biasa lihainya, maka baru saja dia mengelak, tahu-tahu

               ujung  gagang  kipas  terbuat  dari  perak  itu  telah  menotok  jalan  darah  di

               punggungnya  dan  dia  terpelanting  roboh  dengan  tubuh  lemas!  Peristiwa  ini

               terjadi sedemikian cepatnya sehingga tidak terduga sama sekali, maka terjadilah

               keributan  hebat.  Seorang  yang  tubuhnya  gendut  dan  mukanya  merah  sekali,

               agaknya  sudah  mabok,  bangkit  berdiri  dengan  tiba-tiba  sehingga  dua  orang

               pelacur  cantik  yang  tadinya  duduk  di  atas  kedua  pahanya  terpelanting  jatuh

               sambil  menjerit.  Orang  ini  berpakaian  mewah  dan  sikapnya  agung-agungan,

               sambil berdiri dia berseru, "Hai... pengawal....! Tangkap pengacau...!!"


               Pintu depan terbuka dan para pengawal serta tukang pukul berlompatan masuk.

               Swat Hong girang sekali karena dia dapat menduga bahwa Si Gendut itulah tentu

               yang  menjadi  kepala  daerah,  orang  she  Gu  yang  diperalat  oleh  Ciu-wangwe.

               Maka  dia  sudah  meloncat  ke  dekat  orang  itu,  mencabut  pedangnya  dan

               menempelkan pedang telanjang di leher Gu-taijin sambil menghardik, "Gu-taijin!

               Cepat  kau  menyuruh  mundur  semua  orangmu!  Kalau  tidak,  pedang  ini  akan

               menyembelih lehermu!" Swat Hong menahan geli hatinya melihat tubuh yang

               gendut  itu  menggigil  semua  dan  dia  menahan  jijiknya  karena  terpaksa

               menggunakan tangan kanan mencengkeram leher baju. Apalagi ketika melihat

               betapa lantai di bawah pembesar gendut ini tiba-tiba menjadi basah, tersiram air

               yang membasahi celana, dia makin jijik. Ingin dia membacokkan pedangnya saja

               agar manusia tiada guna ini tewas seketika kalau saja dia tidak teringat bahwa

               jalan satusatunya untuk membantu Kwee Lun membereskan urusannya hanyalah

               menangkap  pembesar  ini  hidup-hidup.  Biarpun  manusia  gendut  ini  tidak  ada

               gunanya,  akan  tetapi  manusia  yang  bagaimana  pun  pengecut  dan  lemahnya,

               sekali menduduki pangkat besar, menjadi seorang yang sewanangwenang dan


                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323