Page 394 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 394

Tidak ada seorang pun melihat ketika dari rombongan pengawal Pangeran tang

               Sin Ong, seorang pengawal menyelinap kedalam semak-semak, menanggalkan

               pakaian biasa menyelinap dan memasuki pondok Kaisar dari samping, meloncat

               masuk dari jendela yang terbuka. Dengan kecepatan kilat, laki-laki setengah tua

               ini menyergap Yang Kui Hui yang sedang berdiri menonton di ambang pintu

               depan. Terdengar selir cantik itu menerit, akan tetapi tubuhnya menjadi lemas

               ketika dia tertotok dan ketika semua orang menoleh medengar


               jeritan  itu,  Yang  kui  Hui  telah  dipondong  dan  dibawa  lari  oleh  laki-laki  itu.

               "Penculik.....!"

               "penjahat....!"


               "Jangan lepas anak panah, bisa salah sasaran....!!" Tibatiba Pangeran tang Sin

               Ong  berseru  keras.  Mendengar  ini,  Kaisar  yang  sudah  pucat  mukanya  cepat

               berseru,  "Benar!  Jangan  lepas  anak  panah.  Kejar  dan  tangkap!  Selamatkan

               dia....!"


               Semua orang, pengawal, pembesar, pangeran tang Sin Ong, bahkan Kaisar sediri,

               mengejar penculik yang memiliki gerakan yang amat gesit itu. Dengan beberapa

               loncatan  saja  penculik  itu  telah  lari  jauh  sekali.  "Cepat  kejar....  tolong  dia....

               ahhhh, Kui Hui....!!" kaisar berteriak dengan muka pucat. Tiba-tiba tampak dua

               sosok bayangan orang berkelebat menghadang penculik itu. Dari jauh kelihatan

               jelas bahwa dua orang itu adalah wanita-wanita cantik yang gerakannya cepat

               luar biasa. Wanita yang lebih tua sudah menerjang maju dan dengan serangan

               mendadak  berhasil  memukul  roboh  penculik  dan  merampas  Yang  Kui  Hui,

               kemudian  wanita  ke  dua  yang  muda  dan  cantik  menggerakan  pedangnya

               menusuk.

               Terdengar  jerit  melengking  yang  nyaring  sekali  ketika  pedang  itu  menembus

               dada penculik itu yang berkelojotan, terbelalak dan menudingkan telunjuknya

               kepada wanita pertama seolaholah hendak berkata sesuatu, akan tetapi sebuah






                                                           393
   389   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399