Page 399 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 399

hatinya  lagi  dan  dia  memberanikan  diri  memasuki  kamar  subonya  di  mana

               subonya sedang bercakap-cakap dengan Kiam-mo Cai-li yang kebetulan datang

               ke Bu-tong-san.


               "Subo,  teecu  (murid)  tidak  melihat  adanya  Liang-koko  yang  tadinya  pergi

               bersama Subo selama beberapa hari lamanya. Ke manakah dia, Subo? Apakah

               yang terjadi dengan kakakku itu?" tanyanya dengan wajah agak pucat karena

               beberapa  malam  dia  kurang  tidur  memikirkan  kakaknya.  The  Kwat  Lin

               mengerutkan alisnya. Hatinya memang sudah tidak senang pada muridnya ini,

               apalagi  ketika  Swi  Nio  terang-terangan  berani  menolak  perintahnya  sehingga

               tugas itu digantikan oleh

               Swi  Liang  biarpun  pemuda  itu  berhasil  baik,  betapapun  juga  The  Kwat  Lin

               merasa kehilangan, apalagi di waktu malam yang sunyi dan dingin!


               "Kau tidak perlu tahu!" jawabnya membentak.


               "Tapi.... Subo, dia adalah kakak teecu......" Swi Nio membantah.

               "Hemm, dia bertugas di kota raja. Sudah, pergilah dan jangan kau mengganggu

               kami yang sedang bicara!"


               Swi Nio bangkit berdiri dari atas lantai dan memandang gurunya dengan mata

               terbelalak dan muka pucat.

               "Jadi....dia.... dia telah menyelundup ke dalam istana....?"


               The Kwat Lin bangkit berdiri dan menudingkan telunjuknya ke muka Swi Nio

               sambil  membentak  marah,  "Gara-gara  engkaulah!  Apa  kaukira  kalau  tidak

               terpaksa aku suka membiarkan dia melakukan tugas berbahaya itu? Mestinya

               engkau yang bertugas, akan tetapi engkau telah menolak. Dia seorang murid yang

               amat baik, tidak seperti engkau yang tak mengenal budi!"


                Swi  Nio  membalikan tubuhnya,  menutupi                 muka dan

               menangis sambil mengeluh, "Liang-koko..... ah, Koko....!"






                                                           398
   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404