Page 540 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 540

dengan bermacam duka dan kesengsaraan. Yang


                paling menimbulkan          sesal  dalam hati  Sin  Liong adalah

               kenyataan bahwa penolakannya terhadap cinta kasih


                gadis-gadis  itu     tentu  akan  mendatangkan           kekecewaan

               kepada mereka, namun dia pun yakin bahwa.kekecewaan itu pun hanya akan

               sementara saja sifatnya. Kalau mereka, termasuk Swat Hong, sudah tertarik


                kepada        seorang laki-laki lain,      kekecewaan itu pun akan


               lenyap tanpa bekas lagi. Cuaca tidak segelap tadi, tanda bahwa agaknya malam

               telah terganti pagi. Untuk melanjukan siasatnya, Sin Liong lalu merebahkan diri

               di bawah obor yang telah padam rebah di antara bangkai-bangkai lebah yang

               hangus.  Tak  lama  kemudian  jantungnya  berdebar  karena  telinganya  yang

               menempel lantai mendengar suara-suara gerakan kaki. Ada orang-orang datang

               menghampirinya! Tepat seperti yang diharapkannya, muncullah dua orang kakek

               itu  bersama  enam  orang  kerdil  lain.  Mereka  segera  menghampiri  dan

               merubungnya,  bahkan  ada  tangan  yang  menyentuh  dada  dan  pergelangan

               tangannya. Cepat Sin Liong menggunakan ilmunya, menghentikan detak jantung

               dan pernapasannya. "Dia telah mati....!!" Terdengar suara di atasnya. Dia tidak

               melihat siapa yang bicara karena dia rebah miring.

               "Kita laporkan kepada Lihiap!" terdengar suara kekek berjenggot panjang. Pada

               saat itu, Sin Liong membalikan tubuhnya, tangannya menyambar dan dia telah

               menangkap lengan seorang kerdil, lalu menotoknya roboh. Tujuh orang kerdil

               yang lain terkejut sekali, berloncatan dan lenyap di balik dinding melalui pintu-


               pintu rahasia, meninggalkan Si Kerdil yang telah roboh tertotok. Memang Sin
               Liong hanya membutuhkan seorang saja. Dia lalu mengangkat bangun orang itu,


               membebaskan  totokannya  dan  menghardik,  "Hayo  tunjukan  aku  di  mana
               temanku wanita itu ditawan!" Orang kerdil itu menjadi pucat dan menggeleng-


               geleng kepalanya. "Aku..... aku tidak tahu...." "Bohong! Hayo katakan, aku hanya




                                                           539
   535   536   537   538   539   540   541   542   543   544   545