Page 543 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 543
JILID 19
"Di mana tempatnya?" Sin Liong bertanya, suarnya gemetar karena dia merasa
tegang sekali. Benarkah bahwa Swat Hong terancam nyawanya dan mungkin
sekali sudah tewas? Hampir dia memekik untuk melampiaskan kekhawatirannya.
Tidak! Tidak mungkin! Tidak boleh! "Di mana dia? Hayo katakan!" Dia
mengguncang tangan orang kerdil itu.
Tubuh orang itu menggigil. "Dia... di dalam guha sana itu.... lihat, di sana ada
lubang besar, bukan?"
"Hayo kita ke sana!"
"Tidak.... tidak, aku takut....! Mereka menjebaknya di sana, tempat itu adalah
sarang laba-laba raksasa yang mengerikan.
Kurasa dia sudah tewas ....."
Sin Lion tidak perduli dan menyeret orang itu menuju ke lubang besar yang
berada di sebelah kiri lorong, melalui bantu-batu menonjol yang ujungnya
seruncing pedang.
Setelah tiba di situ, tiba-tiba dia mendengar suara lirih.
"Sumoi....!" Dia berteriak.
"Suheng.... aihhhh.... Suheng....!" Terdengar suara tangis. Swat Hong yang
menangis. Masih hidup! Hampir Sin Liong bersorak saking girangnya dan dia
mendorong orang kerdil itu sampai terguling-guling lima meter jauhnya. Orang
kerdil itu merangkak dan pergi akan tetapi Sin Liong tidak memperdulikannya
lagi. Dia sudah memasuki guha dan terus ke dalam, membelok ke kiri, ke arah
suara Swat Hong. Tibatiba dia terbelalak, otomatis dia memasang kuda-kuda
dengan pedang tiangkat tinggi-tinggi dan tangan kiri siap di depan dada. Matanya
yang terbelalak memandang tajam kepada seekor laba-laba raksasa sebesar
542