Page 536 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 536

mereka  sesak.  Keduanya  bersandar  dinding,  terengah-engah  dan  terbelalak

               memandang pemuda luar biasa itu dan tiba-tiba mereka lenyap melalui pintu kecil

               yang terbuka secara aneh.


               "Kalian hendak lari ke mana?" Sin Liong meloncat dan mengejar ke kiri, namun

               dinding  itu  sudah  tertutup  kembali  dan  kakek  berjenggot  panjang  dan  kakek

               brewok itu telah lenyap dari dinding kanan kiri. Sin Liong menancapkan pedang

               di atas lantai, lalu menggunakan toya rampasannya menghantami dinding kiri,

               namun hanya batu permukaan saja yang remuk, sedangkan dinding tebal itu tetap

               utuh.  Akhirnya  Sin  Liong  membuang  toyanya,  menghapus  peluhnya  dan

               mengerutkan alis. Tempat ini amat berbahaya dan sukar dilalui, bagaimana dia

               akan dapat menolong Swat Hong?

               Teringat akan sumoinya ini, dia menjadi panik lagi. Andaikata sumoinya berada

               di sampingnya saat itu, tentu pemuda ini tidak menjadi bingung dan akan tetap


               tenang  saja.  Akan  tetapi  membayangkan  betapa  sumoinya  terancam  bahaya,
               benar-benar  menggelisahkan  hatinya.  Dia  merasa  bertanggung  jawab  akan


               keselamatan sumoinya, dan dia merasa seolah-olah mendengar suara ayah bunda
               dara itu mencelanya mengapa dia sampai membiarkan dara itu terancam bahaya.


               Sin Liong menghampiri dinding kiri, lalu memeriksa, tangannya meraba-raba.
               Lebih satu jam dia menyelidiki, akhirnya secara tidak sengaja tangannya meraba


               sebuah di antara puluhan batu menonjol di dinding itu! Cepat dia menyambar

               pedang rampasannya dan sekali bergerak, tubuhnya sudah menyelinap melalui

               lubang rahasia itu dan... dia bingung lagi karena kiranya di sebelah sana dinding

               batu itu pun hanya merupakan sebuah lorong lain lagi! Dan tidak tampak jejak

               kekek  yang  menjadi  ketua  bangsa  kerdil  tadi.  Kembali  dia  berjalan  dengan

               ngawur, tidak tahu akan dibawa ke mana oleh lorong yang dilaluinya ini. Entah

               berapa banyak lorong yang dilaluinya dan kini dia bahkan tidak tahu lagi mana

               jalan keluar. Dia pun tidak ingin keluar sebelum dapat menolong Swat Hong!

               Dan cuaca makin gelap, dia pun teringat bahwa mungkin sekarang di "dunia luar"




                                                           535
   531   532   533   534   535   536   537   538   539   540   541