Page 534 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 534

dan....sesungguhnya kami tidak mempunyai permusuhan dengan Cuwi di tempat

               ini."


               "Kalau begitu mengapa mencari The Kwat Lin Lihiap?"

               "Kami mempunyai urusan pribadi dengan dia, hanya urusan yang amat sekali

               tidak menyangkut diri orang lain."


               Kembali dua orang kekek itu tertawa. "Ha-ha-ha, aku Ji Bhong dan semua anak

               buahku, kami bangsa kerdil memang tidak ada urusan denganmu, akan tetapi

               sekali  kalian  memusuhi  The-lihiap,  berarti  kalian  adalah  musuh  kami  juga.

               Menyerahlah,  orang  muda,  kalau  kau  tidak  ingin  mengalami  keksengsaraan

               seperti  Sumoimu."  Sin  Liong  terkejut  sekali,  bukan  hanya  karena  mendengar

               bahwa mereka ini ternyata adalah kaki tangan The Kwat Lin, terutama sekali

               mendengar akan sumoinya. "Di mana Sumoi? Apa yang kalian lakukan dengan

               dia?" bentaknya. "Ha-ha-ha, menyerahlah dan baru kita bicara!" Ji Bhong, kakek

               yang menjadi ketua bangsa kerdil itu menjawab.


               Tentu saja Sin Liong menjadi gelisah sekali dan dia lalu menerjang maju dengan

               tongkat  pendeknya.."Sing....siuuuut....  trang-trang....!!"Dua  orang  kakek  itu

               sudah  menggerakan  pedang  dan  toya,  cepat  dan  kuat  sekali  gerakan  mereka.

               Namun kini kedua orang itu berhadapan dengan Kwa Sin Liong murid utama

               Raja Pulau Es yang telah mewarisi ilmu yang hebat-hebat, maka dalam keadaan

               penuh  kekhawatiran  itu,  Sin  Liong  sudah  menggerakan  tongkat  pendeknya

               sedemikian rupa sehingga ketika menangkis, dua orang kakek itu berteriak keras

               karena  merasa  betapa  ada  hawa  dingin  menyusup  ke  dalam  lengan  mereka

               melalui senjata, membuat lengan mereka seperti hampir membeku!

                Namun         keduanya      memang         lihai.  Cepat mereka


               memindahkan senjata di tangan kiri dan mengirim serangan-serangan bertubi-

               tubi. Biarpun berada dalam


               keadaan gelisah dan marah, Sin Liong masih merasa




                                                           533
   529   530   531   532   533   534   535   536   537   538   539