Page 530 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 530

banyak  memasuki  sebuah  guha  terbesar  dan  yang  berada  di  tengah-tengah  di

               antara semua gua.


               "Sumoi, berhenti dulu! Ini bukanlah sebuah rawa!" teriak pula Sin Liong, akan

               tetapi  terlambat  karena  Swat  Hong  dengan  penuh  semangat  telah  menerjang

               masuk dan lenyap ke dalam gua besar. "Ah, Sumoi terlalu bersemangat sehingga

               sikapnya sembrono dan berbahaya," Sin Liong mengomel dan terpaksa dia pun

               cepat mengejar memasuki guha besar itu. Guha itu gelap sekali, gelap dan sunyi.

               "Sumoi....!!" Dia berteriak memanggil, akan tetapi hanya gema suaranya sendiri

               yang menjawab dari


               berbagai  jurusan!  Dia  terkejut  dan  dapat  menduga  bahwa  gua  itu  merupakan

               terowongan yang bercabang-cabang.Dia maju terus dan benar saja dugaannya,

               gua yang gelap itu merupakan lorong dan akhirnya tiba di depan terowongan yang

               bersimpang tiga!


               "Sumoi....!!" Dia berteriak lagi dan jauh dari depan, terdengar jawaban gema

               suaranya sendiri lima kali berturutturut!

               "Celaka,"  pikirnya,  "Kita  telah  terjebak!"  Akan  tetapi  karena  dia  harus  dapat

               menemukan sumoinya yang dia khawatirkan terjeblos ke dalam perangkap orang-

               orang kerdil. Sin Liong tanpa ragu-ragu memilih jalan ke kanan. Setelah kini

               matanya terbiasa, ternyata terowongan itu tidaklah terlalu gelap benar.


               Ada sinar matahari yang masuk dan memantul sampai ke dalam terowongan,

               entah  dari  mana  masuknya  sinar  itu.  Dia  berjalan  agak  cepat  ke  depan  dan

               terowongan yang dipilihnya itu ternyata berakhir pula dengan simpangan, kini

               simpang empat!

               "Aihhh....!" dia mengeluh lalu mengerahkan khingkangnya berteriak memanggil,


               "Sumoi....!" Gema suaranya mengaung dan membuat panggilannya itu tidak jelas
               lagi, mirip auman suara harimau marah! Dia lari memasuki terowongan sebelah


               kiri setelah meneliti ke bawah tidak melihat bekas tapak sepatu sumoinya saking




                                                           529
   525   526   527   528   529   530   531   532   533   534   535