Page 693 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 693

Tidak  tanduknya,  bicaranya,  pandang  matanya,  dan  betapa  pemuda  itu  dapat

               mengerti ilmu silatnya lebih sempurna daripada dia sendiri! Maka ketika tiba

               saatnya  berpisah,  dia  tanpa  ragu-ragu  menjatuhkan  diri  berlutut  di  depan  Sin

               Liong! "Harap jangan berlebihan, Kwee-toako," kata Sin Liong.


               "Wah, Toako. Apa-apaan ini?" Swat Hong juga mencela.

               "Kwa-taihiap,  saya  boleh  dibilang  adalah  murid  Taihiap.  Dan  Han-lihiap,

               agaknya  belum  tentu  selama  hidupku  akan  dapat  bertemu  lagi  dengan  Ji-wi

               (Kalian). Perkenankan saya, Kwee Lun, menghaturkan terima kasih dan selama

               hidup saya tidak akan melupakan Ji-wi!"


               "Hushhhh..... sudahlah, Toako. Kita berpisah di sini. Engkau ke selatan dan kami

               akan  terus  ke  timur.  Mari,  Sumoi,  kita  lanjutkan  perjalanan,"  kata  Sin  Long

               dengan suara tenang dan biasa saja, lalu mengajak sumoinya pergi dari situ. Swat

               Hong beberapa kali menengok dan melihat Kwee Lun masih berlutut dengan

               mata basah air mata! Dia pun terharu, akan tetapi tidak  lagi merasa  sengsara

               seperti ketika dia berpisah dari Kwee Lun hampir dua tahun yang lalu. Kini Sin

               Liong, suhengnya, pria yang dicintainya, berada di sampingnya.


               Tidak ada lagi perkara apa pun di dunia ini yang dapat menyusahkan hatinya lagi!

               Sudah terlalu lama kita meninggalkan Bu Swi Nio dan Lie Toan Ki, dua orang

               muda  yang  dipercaya  oleh  Swat  Hong  untuk  menyelamatkan  pusaka-pusaka

               Pulau  Es.  Benarkah  dugaan  Swat  Hong  bahwa  mereka  itu  bertindak  curang,

               mengangkangi  sendiri  pusakapusaka  yang  secara  kebetulan  terjatuh  ketangan

               mereka  itu?  Sama  sekali  tidak  demikian  dan  mari  kita  mengikuti  perjalanan

               mereka  semenjak  mereka  meninggalkan  kota  raja.  Malam  hari  itu,  mereka

               berhasil lolos keluar dari kota raja dan semalam suntuk terus melarikan diri ke

               barat. Pada keesokan harinya, dengan tubuh lesu dan lelah, mereka sudah tiba

               jauh dari kota raja dan selagi mereka hendak mengaso, tiba-tiba terdengar derap

               kaki kuda dari belakang. Mereka terkejut dan cepat menyelinap ke dalam semak-

               semak untuk bersembunyi. Akan tetapi, empat orang yang menunggu kuda itu



                                                           692
   688   689   690   691   692   693   694   695   696   697   698