Page 717 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 717
membolehkan siapa pun menjamah Pusaka Pulau Es yang
menjadi milik Nona Han Swat Hong!" Tiba-tiba.tokoh Tai-hansan yang tinggi
besar itu sudah melompat ke atas ruangan luar dan mendampingi Toan Ki
dan Swi Nio dengan sikap gagah!
"ha-ha-ha, itu baru namanya laki-laki sejati! Tee-tok, kau membikin aku merasa
malu saja! Aku pun tua bangka yang tidak berguna mana ingin memperebutkan
pusaka orang lain? Aku pun tidak membiarkan siapa pun memperebutkan pusaka
itu!" Lam-hai Seng-jin, guru Kwee Lun, tosu yang bersikap halus dengan tangan
kiri memegang kipas dan tangan kanan memegang hudtim (kebutan pertapa),
telah melangkah ke ruangan depan mendampingi Tee-tok.
"Masih ada aku yang menentang orang-orang kang-ouw tak tahu malu hendak
merampas pusaka lain orang!" Tampak bayangan berkelebat disertai suara halus
melengking dan diruang depan itu nampak Gin-siauw Siucai Si Sastrawan yang
bersenjata suling perak dan mauwpit! Melihat ini Thian-tok tertawa bergelak
dengan hati penuh kemarahan, apalagi melihat bekas sutenya, Tee Tok,
memelopori lebih dulu membela Hoa-san-pai dan murid Hoa-san-pai yang
membawa Pusaka Pulau Es yang amat dikehendakinya. "Ha-ha-ha! Kalian pura-
pura menjadi pendekar budiman? Hendak kulihat sampai di mana kepandaian
kalian!" Thian-tok sudah lari ke depan, diikuti oleh banyak tokoh kang-ouw lagi
dan dapat dibayangkan betapa tentu sebentar akan terjadi perang kecil yang amat
hebat antara para anggauta Hoa-san-pai dibantu oleh tiga tokoh kang-ouw itu
melawan para orang kang-ouw yang memperebutkan pusaka. "Tahan....!"
Seruan ini halus dan ramah, tidak mengandung kekerasan sesuatu pun, akan tetapi
anehnya, semua orang merasa ada getaran yang membuat mereka menghentikan
gerakan mereka mencabut senjata dan kini semua mata memandang ke arah
ruangan depan itu karena tadi ada berkelebat dua sosok bayangan orang ke arah
situ.
716