Page 719 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 719

ternyata adalah orang-orang gagah yang pantas dipuji dan dikagumi kesetiaan

               dan kegagahannya. Sekarang


               saya  harap Ji-wi  suka  mengembalikan             pusaka-.pusaka       itu

               kepadaku."  Toan  Ki         dan  Swi  Nio  menjura              an     Toan  Ki


               menjawab, "Harap Lihiap suka menanti

                sebentar."  kemudian  pergilah             dia    bersama       Swi  Nio  ke


               sebelah dalam, diikuti pandang mata Ketua Hoa-san-pai yang menjadi terheran-

               heran.


               "Mau apa kalian dua orang muda datang ke sini?" kembali Thian-tok bertanya.

               "Harap Locianpwe ketahui bahwa kami berdua adalah penghuni Pulau Es yang

               datang untuk mengambil kembali Pusaka Pulau Es.

               Pusaka itu adalah milik Pulau Es dan harus dikembalikan ke sana."


               "Penghuni Pulau Es....??" Suara ini bukan hanya keluar dari mulut para tamu,

               tetapi juga dari pihak Hoa-san-pai dan mereka yang membelanya, kecuali Tee

               Tok Siangkoan Houw yang sudah tahu akan keadaan pemuda dan pemudi itu.


               Tak  lama  kemudian  muncullah  Toan  Ki  dan  Swi  Nio.  Toan  Ki  membawa
               bungkusan yang dulu dia terima dari Swat Hong, lalu menyerahkan bungkusan


               itu  kepada  Swat  Hong  sambil  menjura  dan  berkata,  "Dengan  ini  kami
               mengembalikan  pusaka  yang  Lihiap  titipkan  kepada  kami  dengan  hati  lega!"


               Memang hatinya lega dan girang sekali dapat terlepas dari tanggung jawab yang
               amat berat itu. Swat Hong membuka dan meneliti pusaka-pusaka itu. Melihat


               bahwa pusaka itu masih lengkap, dia makin kagum. "Suheng tidak pantas kalau

               kita  tidak  membalas  budi  mereka  ini."  Sin  Liong  tersenyum,  mengangguk,

               kemudian dia berkata kepada Thian-tok dan lain tamu yang masih memandang

               dengan  bengong  dan  kini  dari  mata  mereka  itu  terpancar  ketegangan  dan

               keinginan besar. Setelah Pusaka Pulau Es yang terkenal itu tampak di depan mata,

               mana mungkin mereka mundur begitu saja tanpa usaha untuk mendapatkannya?



                                                           718
   714   715   716   717   718   719   720   721   722   723   724