Page 31 - WBC Januari 2018
P. 31

SEJARAH                                                                             SEJARAH


                                                 Palawang








                                               Kepolisian  disebut sebagai Bhayangkara. Dalam narasi
                                          sejarah  kepolisian,  pasukan  pengawal  Raja Majapahit  yang
                                          bernama Bhayangkara dianggap sebagai cikal bakal dari korps
                                          tersebut.  Pasukan pengawal raja ini  terlahir kembali pada
                                          tahun 1945 saat para Polisi Istimewa di Surabaya turut menjadi
                                          bagian penting dari Pertempuran 10 November. Sebuah narasi
                                          sejarah  yang  nyaris  sempurna.  Dengannya,  setiap  polisi  yang
                                          baru  bergabung  dapat  membangun  citra  dirinya  secara  positif
                                          sebagai reinkarnasi pasukan elit Majapahit—kerajaan yang
                                          dianggap  sebagai  pendahulu  asli  negara Indonesia—sekaligus
                                          pejuang kemerdekaan. Narasi ini juga bermanfaat penting dalam
                                          membangun citra polisi di masyarakat. Dengannya, masyarakat
                                          tidak ahistoris saat melihat kepolisian, toh leluhur mereka juga
                                          sudah mengenalnya dari masa ke masa.

                                               Berbeda (sedikit) dengan  bea cukai.  Narasi  sejarah  bea
                                          cukai di  Indonesia  umumnya dimulai  saat Pemerintah Hindia
                                          Belanda  mengundangkan  Indische  Tarieff  Wet  pada  abad  ke-
                                          18. Tidak salah  memang, karena pada kenyataannya kebijakan
                                          pemerintah kolonial  itu masih menjiwai sebagian isi  kebijakan
                                          pabean kita saat ini. Namun dengan menjadikannya sebagai titik
                                          awal,  kita  seakan  menafikan  kenyataan  sejarah  adanya  praktik
                                          kepabeanan di zaman sebelum penjajahan. Bahkan dengannya,
                                          kita abai  untuk mengukur seberapa  besar pengaruh  bea cukai
                                          di  masa-masa itu.  Padahal  ada logika sejarah yang belum
 Ilustrasi : Dari berbagai sumber
                                          terhubung: embrio negeri kita adalah kerajaan maritim yang kuat
                                          perniagaannya (termasuk Majapahit), namun tidak ada sejarah
                                          gamblang yang menceritakan adanya  bea  cukai—lembaga
                                          pemungut fiskal atas barang niaga—pada masa itu.

                                               Dalam Buku Sejarah Nasional Indonesia, pabean “hanya”
                                          dimasukkan sebagai bagian dari bahasan Organisasi Pelabuhan.
                                          Diceritakan  bagaimana  pejabat syahbandar  memungut bea
                                          atas kapal-kapal yang datang,  baik itu  di  Malaka,  Pasai, Aceh,
                                          Banten, dan lain-lain. Tugas utama syahbandar adalah melakukan
                                          pemungutan bea itu. Bea yang dipungut menjadi penanda besar-
                                          kecilnya  pelabuhan  yang  artinya  makmur-tidaknya  kerajaan
                                          tersebut. Namun tidak ada satupun pihak yang dengan gamblang
                                          menyatakan bahwa syahbandar itu adalah cikal-bakal bea cukai.
                                          Bahkan, istilah syahbandar sendiri kini digunakan sebagai nama
                                          instansi di Perhubungan Laut.
                                               Situasi sejarah nasional pada abad ke-16 saja demikian,
                                          bagaimana  dengan  abad-abad  sebelumnya, termasuk  pada
                                          zaman Majapahit?




 28  | Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai  Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai | 29
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36