Page 36 - WBC Januari 2018
P. 36
SISI PEGAWAI
SOSOK SOSOK
kantor, hanya 6 bulan. Promosi menjadi Kepala kita bawa ke Amsterdam. Kita kerja sama dengan
Kanwil Palembang kurang lebih 2 tahun, pindah lagi
Polisi Bagian Narkotia di Belanda dan berhasil
“Penguasaan ke Pusat sebagai Sekditjen selama 2 tahun. Tahun menangkap pelaku yang adalah WN Indonesia. Saat
ini, kita jadi tempat pelemparan produksi narkoba
1991 saya menjadi Dirjen menggantikan alm. Pak
Peraturan Sudjana,” ungkapnya. disamping juga memproduksi narkoba sendiri,”
demikian ungkap Suhardjo yang mengaku tidak
mengalami kesulitan saat mengejar pelaku, karena
dan Mengundangkan UU Kepabeanan dan Cukai sebelumnya ia sudah aktif di organisasi anti narkotika,
dan sering mengikuti konvensi internasional, di luar
dirinya sebagai pegawai Bea Cukai.
Diakui Suhardjo, berakhirnya keadaan
Bahasa Asing, darurat telah merubah tata politik ekonomi Indonesia Untuk Bea Cukai Muda
menjadi berantakan, perlu segera diantisipasi.
Bersyukur sekali ketika itu Menteri Keuangannya
Sangat Penting” adalah Marie Muhammad sangat mendukungnya 1998 dengan jabatan terakhir sebagai Dirjen Bea
Suhardjo, pensiun dari Bea Cukai tahun
untuk mengundangkan UU Bea Cukai.
“Bea Cukai 20 tahun menunggu adanya UU Bea
Cukai baru. Padahal sejak 1975 sudah ada konsep dan Cukai. Kegiatannya lebih banyak ke kegiatan
Suhardjo menggantikan UU Belanda yang disiapkan Pak sosial. Kepada para pegawai Bea Cukai ia mengakui
Mantan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kusmayadi, tetapi tidak digubris. Baru saya jadi saat ini hebat dan pandai-pandai, hanya perlu lebih
Dirjen dan Menterinya Pak Marie mulai dilakukan lagi dikuatkan lagi sistemnya supaya bisa berjalan baik.
prosesnya,” Suhardjo menceritakan awal pembuatan Kepada pimpinan Bea dan Cukai, berpesan untuk
UU N0. 10 dan N0. 11 tahun 1995. lebih jeli melihat anak buah di lapangan.
Menjadi Pegawai Bea Cukai Akhirnya pada tahun 1995 Undang-Undang Kepada generasi muda Bea Cukai Suhardjo
disahkan, langsung dua sekaligus, UU No. 10 tentang berpesan untuk lebih menguasai peraturan,
Suhardjo masuk Bea Cukai tahun 1960. Kepabeanan dan UU No.11 tentang Cukai, dan kepabeanan dan cukai, maupun peraturan titipan
Sempat kuliah di Fakultas Sospol Universitas Gajah, pelaksanaannya pada tahun 1997. Perasaannya supaya piawai dan jeli menghadapi permasalahan di
namun tidak melanjutkan kuliah dikarenakan sebagai Dirjen bisa menggoalkan dan memiliki UU lapangan. Perbanyaklah mengikuti training di dalam
ayahnya pensiun, menyarankan mencari pekerjaan sendiri bagi instansi Bea Cukai, tentunya bangga dan dan luar negeri yang diselenggarakan WCO, maupun
saja. Saran itu ia turuti, hingga akhirnya menjadi sangat mengapresiasi tim. “Itu bukanlah kerja saya badan PBB seperti training hak paten, IPR. Terpenting
pegawai Bea Cukai. Enam tahun bekerja, ia lalu sendiri, tetapi tim besar termasuk yang di DPR pada juga kuasai bahasa asing seperti Inggris dan Perancis,
ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Priok, kondisi waktu pengesahan UU.” lebih bagus jika menguasai banyak bahasa. Banyak
ketika itu banyak penjarahan beras oleh buruh- belajar, dekat dengan WTO, WCO, demi kemajuan Bea
buruh dikarenakan ekonomi terpuruk. Ia ditugaskan Cukai. Setiap hari ada siding, makanya perlu adanya
menjaga gudang dan kerap mendengar suara Mengejar Penyelundup Sampai Ke Belanda asisten, kalau hanya satu orang saja di WCO sidang
tembakan tentara mengalau pencuri beras impor di tidak akan terkejar, jadi paling tidak ada asistennya
gudang beras pelabuhan, tak heran dinding gudang Ada pengalaman yang memberikan kesan juga,” pungkas Suhardjo. (Ariessuryantini).
berlubang-lubang karena terkena peluru. tersendiri saat menjalankan tugas. Tepatnya pada
Setelah Tanjung Priok, Suhardjo ditugaskan tahun 1970-an, meskipun waktu itu Bea Cukai
ke Singapura seiring membaiknya hubungan belum memiliki unit narkotika secara resmi, tetapi
Indonesia-Singapura pasca konfrontasi. Ada rencana sudah mengikuti perkembangan perdangangan dan
pembentukan perwakilan Bea Cukai di Singapura peredaran ilegal narkotika. Kisahnya bermula saat
yang sudah ada sejak 1950, karena konfrontasi ada penangkapan kiriman narkotika dari Thailand
maka ditutup. “Kebetulan saya dicalonkan berdua ke Malaysia, kemudian masuk ke Indonesia melalui
dengan Bapak Ian Suwarno, saya sebagai wakilnya, Medan, dan ke Jakarta melalui Bandara Halim
kantornya masih liaison office (kantor penghubung) Perdana Kusuma untuk selanjutnya dibawa ke
penyebutannya Perwakilan Republik Indonesia Belanda.
saja, dan kantornya masih darurat di Kantor BNI 46 “Untuk untuk menengah ini kita main ‘jawil’ saja,
Singapura.” kebetulan saat itu saya sudah punya paspor dan
Saat di Singapura, ia mendapat tawaran pendidikan credit card serta mampu berbahasa Inggris. Akhirnya
ke Kanada tentang Kebeacukaian, Setahun dirinya saya langsung ditunjuk untuk berangkat. Padahal
di Kanada kembali lagi ke kantor pusat. “Lama di saya waktu itu tugasnya di Bagian Harga. Saya pun
Kantor Pusat, di Bagian Harga tahun 1980. Tahun mengikuti pelaku yang membawa heroin 5 kg, kita
1987 pindah ke Bea Cukai Jakarta, sebagai kepala tukar, yang kita bawa palsu, sisanya sekilo yang asli
34 | Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai | 35