Page 35 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 35
Sementara itu, kesadaran kolektif atau kesadaran
Nasional untuk membentuk sebuah bangsa yang
satu dalam berbagai realitas keragaman budaya,
agama, suku, dan sebagainya, baru timbul pada
tahun 1920-an. Tahun-tahun tersebut disebut
sebagai tahun dimulainya kesadaran kebangsaan
dari anak-anak bangsa terdidik. Era itu kita kenal
sebagai era Pergerakan Nasional. Era Pergerakan
Nasional ini sendiri terasa agak paradoks. Timbulnya
Pergerakan Nasional sesungguhnya merupakan
akibat dari pendidikan Barat (Belanda) sendiri
yang telah membuka cakrawala para pelajar dan
penduduk Nusantara untuk melihat realitas bahwa
penjajahan sesungguhnya bertentangan dengan
prikemanusiaan dan prikeadilan. Oleh karena itu,
meski mereka mendapatkan pendidikan modern
dari penjajah, tetapi secara otentik kesadaran
Sumber Foto: google.com
mereka, terhadap realitas yang timpang dan tidak
adil akibat penjajahan, muncul dari dalam diri
mereka sendiri. sejarah. Bahkan, dalam berbagai kitab suci juga tidak
melepaskan diri dari informasi tentang sejarah. Oleh
Realitas sejarah inilah yang mesti kita pahami dan sebab itu, hakikat Pancasila sebagai hasil dari sejarah
renungkan secara dalam, kenapa? Agar kohesi tidak dapat ditolak. Bahkan, Soekarno menyebut
nasional kita terus menguat dan merekat di tengah- bahwa Pancasila tidak diciptakan, melainkan digali
tengah kenyataan pluralisme agama dan subkultur dari rahim bangsa Indonesia sendiri. Artinya,
negara dan bangsa kita yang beragam dan berbeda- Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri, bukan
beda. Dimensi sejarah seperti inilah yang perlu kita sesuatu yang berasal dari luar kemudian “menjadi”
pahami untuk juga memahami Pancasila. Pancasila Indonesia.
dihadirkan sebagai perekat atas fakta dan realitas
demografi dan realitas sosio-historis kita yang Dimensi Pemaknaan
tidak tunggal. Inilah dimensi sejarah Pancasila. Ia
merupakan keniscayaan yang harus terus dipahami Pada tingkat abstraksi berikutnya, Pancasila memiliki
setidak-tidaknya sebagai sebuah “perumahan” yang banyak makna. Mengasah intelektualitas pada
nyaman untuk ditempati, tidak hanya bagi satu dasarnya mengungkap berbagai makna atas segala
orang atau golongan, tetapi untuk semua orang fenomena. Kita dapat membaca segenap buku yang
dan golongan Indonesia. ditulis oleh segenap penulis tentang Pancasila. Dan
akan ditemukan keragaman dan variasi pemaknaan
Oleh karena itu, setiap negara pasti memiliki dasar atas Pancasila.
negaranya. Dasar negara itu berfungsi sebagai
pengikat dan perekat semua entitas yang hidup Dari dimensi ini sila-sila Pancasila mencerminkan
dalam sebuah bangsa. Hal itu menjadi sangat makna yang sangat mendalam yang bersifat
penting, lebih-lebih bagi sebuah bangsa yang esensial. Kesederhanaan kalimat yang ada di
di dalamnya sangat kaya akan perbedaan dan dalamnya memudahkan untuk dihafalkan. Upaya
keragaman, seperti Indonesia. Maka Pancasila pemaknaan ini berdampak pada seperangkat
adalah kesimpulan dari semua fakta sosio-kultur analisis ilmu pengetahuan tentang Pancasila. Dari
dan sejarah yang membersamai berdirinya bangsa sini kita bisa memahami ragam pemaknaan dari
dan negara Indonesia. berbagai individu tentang Pancasila. Hernandi
Affandi mengumpulkan penamaan Pancasila dalam
Dengan demikian, pandangan atas sejarah menjadi berbagai predikatnya seperti: jiwa bangsa Indonesia,
sesuatu yang mendasar dalam eksistensi manusia. kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup
Oleh karena itu, jangan sekali-kali melupakan bangsa Indonesia, dasar negara Republik Indonesia,
21 TUNAS PANCASILA