Page 33 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 33

Sumber Foto: google.com


          Plato melukiskan  situasinya dengan alegori orang   mencari jawaban  apakah  sesuatu  itu. Dan hal ini
          gua  (cavemen  allegory).  Ketika ada  orang  yang   tentu  akan sangat  beragam jawabannya.  Pada
          mampu keluar  dari  gua  kemudian mengabarkan   tingkat lainnya, hakikat sesuatu juga terhubung
          kepada temannya yang tidak pernah keluar mereka   dengan  level kehadirannya  bagi seseorang secara
          tidak percaya atas apa yang telah disaksikan    personal. Hakikat bagi dirinya akan memberikan
          temannya itu. Perumpamaan lain sering dinisbatkan   efek dan dampak yang  sangat  mendalam serta
          kepada tiga orang buta yang  diminta menjelaskan   menginspirasi dirinya  untuk  melakukan  sesuatu.
          tentang  gajah.  Ada  yang  memegang  belalainya,   Dalam konteks inilah pengetahuan  tentang
          ada yang memegang kakinya, ada yang memegang    hakikat  menjadi mudah  dipahami dan  dirasakan
          kupingnya,  dan  penjelasan  tentang  apa  itu  gajah   oleh seseorang. Semakin  mendalam kontemplasi
          bagi mereka sesuai dengan apa yang dirasakannya   seseorang untuk mencari hakikat sesuatu, semakin
          saat  menyentuh  masing-masing bagian  gajah.   berdampak  kepada dirinya untuk melakukannya.
          Contoh lainnya seperti pertanyaan apa hakikatnya   Sehingga  pemahaman  dirinya  tentang  sesuatu
          api? Akan  berbeda  jawabannya  bagi  orang  yang   dan keberadaannya yang berdampak pada dirinya
          hanya melihat sesuatu yang dinamakan api dari jarak   merupakan  sarana  mencapai  sesuatu yang  hakiki.
          jauh dengan orang yang dekat dengan api hingga   Hal ini menjelaskan tentang Pancasila yang terasa
          terasa  hembusan panasnya  dan juga bagi orang   dekat  bagi rakyat  meskipun dia tidak mampu
          yang  melebur  dengan  api.  Sampai ada  ungkapan   mengungkapkannya.  Begitu juga  halnya  Pancasila
          manusia adalah api itu sendiri yang dimaknai orang   dapat dijelaskan dalam bentuk buku pengetahuan
          yang menyala-nyala semangatnya.                 yang  berjilid-jilid. Dengan  demikian, Pancasila
                                                          tersebut sesungguhnya universal sifatnya, sehingga
          Simbol dan perumpamaan tentang hakikat sesuatu   ia bisa terang dengan sendirinya di jiwa masyarakat
          itu sangat nyata dan hidup dalam alam sekitar kita   Indonesia tanpa perlu menjelaskannya, meski di sisi
          melalui ragam  kata  bijaksana,  kata-kata  mutiara,   lain Pancasila yang terang benderang itu bisa juga
          ragam petuah, peribahasa, adat tradisi, aksara, seni,   dijelaskan melalui tulisan dalam bentuk buku-buku
          dan lain-lainnya. Apalagi dalam alam Indonesia yang   pengetahuan.
          beragam etnis, bahasa, geografis, dan budaya sangat
          kaya dengan khazanah  lokal yang mencerminkan   Lantas apa hakikatnya Pancasila?  Hal itu menjadi
          keluhuran  manusianya  mendekati  realitas  yang   pencarian yang tiada henti bagi bangsa Indonesia.
          hakiki. Dengan kata lain tingkat kedalaman realitas   Ibarat  mengupas  bawang  yang  terdapat  banyak
          seseorang  mempengaruhi  temuan dan  jawaban    lapisan kulit bawang, apa hakikatnya bawang? Untuk
          atas pencariannya terhadap sesuatu.             memudahkan pembahasan hakikat Pancasila maka
                                                          kita akan mengupas lapisannya secara bertahap.
          Mencari hakikat tentang  sesuatu sepadan dengan

    19    TUNAS PANCASILA
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38