Page 32 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 32
TUNAS PANCASILA
Di sisi lain, kesadaran Nasional Indonesia baru muncul Dengan demikian, maka kita sesungguhnya
sekitar tahun 1920-an di kalangan pelajar Indonesia sadar bahwa pencarian tentang hakikat sesuatu
di negeri Belanda, meskipun nama Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat bawaan
sendiri telah digunakan sejak tahun 1844 yang manusia. Manusia selalu tertarik dengan hal-hal
dipopulerkan oleh sarjana Jerman Adolf Bastian dari yang membangkitkan keingintahuan. Dengan
Universitas Berlin untuk menunjuk gugus kepulauan kemampuan yang dimilikinya manusia mencari
Melayu (A. Syafii Maarif, 2015:59). Sementara dalam jawaban atas ketertarikannya terhadap sesuatu. Bisa
konteks pribumi, Ki Hajar Dewantara disebut sebagai saja hasilnya akan berbeda dan itu wajar adanya.
orang yang pertama-tama mempopulerkan nama Karena misteri tentang hakikat sesuatu itu sangatlah
Indonesia ketika ia dibuang ke Belanda pada tahun rumit, maka ragam pandang untuk ini menjadi
1913. Hal itu dilakukannya dengan menerbitkan pencarian abadi. Sehingga dalam sejarah pencarian
biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. ini memunculkan beragam orang bijak bestari yang
memberikan jawabannya. Mereka kita kenal sebagai
Sementara itu, kesadaran Nasional para arif, orang-orang utama dalam pentas sejarah seperti
pemikir, ulama, dan bijak bestari kala itu akhirnya para nabi, begawan, pandita, filosof, sufi, cendekia
berbuah puluhan tahun kemudian menjadi sebuah dan lain sebagainya.
negara Indonesia, tepatnya 17 Agustus 1945. Kita
yakin dengan pasti bahwa sebagai sebuah negara,
Indonesia telah eksis dan sejajar dengan negara lain
di dunia pada 17 Agustus tahun tersebut. Namun,
sebagai bangsa, kapankah Indonesia lahir? Di sinilah
para ahli memiliki perbedaan pendapat. Namun,
lepas dari itu semua, sesungguhnya gema persatuan
sayup-sayup terdengar dengan berkumpulnya
beberapa anak muda terdidik Indonesia dari
berbagai daerah untuk mengkonsepsikan sebuah
bangsa baru bernama Indonesia. Agenda itu kita
kenal dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Setidak-tidaknya, gema persatuan berbagai entitas
subkultur dan kebangsaan itu mulai digaungkan,
dan istilah bangsa Indonesia baru dipopulerkan
dalam satu wadah organisasi modern. Meskipun
jauh sebelumnya telah banyak organisasi yang
memiliki kesamaan pikiran untuk membentuk
sebuah negara, tetapi pernyataan sikap sebagai
sebuah bangsa baru dipertegas pada saat itu.
Isi Sumpah Pemuda tersebut sebagai berikut:
Pertama, Kami poetra dan poetri
Indonesia, mengakoe bertoempah darah
jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
18