Page 34 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 34

TUNAS PANCASILA


                                                             sempurna mustahil dihadirkan oleh penulisan
                                                             sejarah mana pun sepanjang abad, pada semua unit
                                                             peradaban. Namun, kita yakin bahwa sejarah yang
                                                             ideal adalah sejarah yang ditulis dengan kejujuran
                                                             penulisnya, sesuatu yang oleh Syafii  Maarif secara
                                                             pesimis  disebut nisbi dan  tidak mudah karena
                                                             manusia sarat  akan  kepentingan.  Meski begitu,
                                                             yang selalu dituntut dari penulis sejarah adalah agar
                                                             mereka tidak menulis sejarah tanpa menghadirkan
                                                             fakta,  betapa  pun fakta  itu akhirnya  terasa  pahit
                                                             dan  tidak  menyenangkan  bagi sebagian  pihak.
                                                             Oleh karena itu, penulisan sejarah, apalagi sejarah
                                                             Pancasila, haruslah diiringi dengan  integritas
                                                             penulisnya. Tanpa itu, sejarah yang dihasilkan pasti
            Dimensi Kesejarahan                              mengandung cacat akademik.
            Dari mana kita mengenal Pancasila? Tentu saja kita   Sebagai sebuah negara,  usia Indonesia terhitung
            mengenalnya dari informasi, tepatnya  informasi   masih  sangat muda jika dibandingkan dengan
            sejarah.  Pancasila sebagai gagasan  genuine atau   negara demokrasi lain seperti Amerika Serikat atau
            asli  khas Indonesia telah terbukti dari amatan   Prancis.  Jika  kita perhatikan,  negara  dan  bangsa
            sejarah. Berbagai dokumen, ulasan, dan buku-buku   yang kita tempati dan sebut Indonesia ini tidak lain
            tentang Pancasila bertebaran di mana-mana. Secara   adalah wilayah yang dulunya juga dikuasai penjajah,
            substansi,  sejarah bersandar  kepada ragam fakta,   dalam hal ini Belanda. Maka tidak heran, bila dalam
            dokumen, dan informasi yang menghindari sejarah   teks proklamasi  disebutkan bahwa  “pemindahan
            tidak benar dan otentik.
                                                             kekuasan dan lain-lain  akan diselenggarakan
                                                             secara  seksama  dan  dalam  tempo  yang  sesingkat-
            Oleh karena  itu, sikap jujur kita dalam membaca   singkatnya”. Pernyataan  tersebut menyiratkan
            masa lampau terletak pada sikap kritikal kita dalam   bahwa para pendiri bangsa kita menyadari bahwa
            memandang masa lampau tersebut, siapa pun yang   bangsa  dan  negara  yang  akan  mereka  lahirkan
            menjadi aktor  dalam  sejarah  tempo  itu.  Memang,   adalah sebuah bangsa dan negara dengan wilayah
            pada akhirnya, sikap jujur itu tidak selalu berbuah   yang  sama  sebagaimana  wilayah  yang  dikuasai
            manis, terkadang  dari  pembacaan  jujur terhadap   penjajah.  Mereka  hanya  perlu  mengambil alih
            sejarah itu memunculkan panorama masa lalu yang   penguasaannya.
            benjol, datar,  dan  tidak utuh, tetapi  hal itu harus
            kita katakan secara jujur sebagai bahan refleksi dan   Meski demikian, kemerdekaan  yang  kita  peroleh
            evaluasi kita  dan  generasi  mendatang  bagaimana   tersebut  sesungguhnya  bukanlah  hadiah  apalagi
            sesungguhnya  harus menjalankan dan  mengisi     pemberian yang  berasal dari belas kasih dan hati
            kemerdekaan negara yang plural ini.
                                                             nurani penjajah. Namun, hal itu seluruhnya berasal
                                                             atas  berkat  dan  rahmat  Allah  serta  kesadaran
            Memang  pandangan  yang  sifatnya  partikular  dan   kolektif masyarakat bangsa kita untuk terbebas dari
            partisan akan selalu terlihat elok dan manis, seolah-  penjajahan dan hidup dalam bangsa yang baru dan
            olah bahwa sejarah  dan pelakunya tidak memiliki   satu dengan harkat dan martabat yang terhormat.
            cacat  sedikitpun. Hal ini tentu  akan  memberikan   Meski begitu, kita harus jujur terhadap sejarah, kita
            informasi yang terputus  dan tidak  tuntas  pada   sangat sulit membayangkan Indonesia hari ini, baik
            generasi selanjutnya. Konsekuensinya, mereka akan   sebagai sebuah negara atau bangsa, tanpa didahului
            kehilangan dimensi sejarah negara dan bangsanya,   oleh sistem penjajahan, khususnya Belanda di mana
            pada  akhirnya  mereka akan bingung  mengelola   masa penguasaannya  lebih panjang  daripada
            negara dan bangsa dengan benar, tepat, dan bijak.
                                                             penguasaan negara penjajah lainnya di Nusantara.
                                                             Nah,  bekas wilayah  jajahan  itulah yang  hari  ini
            Meski  pada akhirnya kita menyadari bahwa        menjadi Indonesia,  sebagaimana  telah  disebut  di
            menghadirkan  puzzle sejarah  yang  utuh dan
                                                             atas.

                                                                                                        20
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39