Page 42 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 42

TUNAS PANCASILA


            menjadi bahasa  yang  diutarakan  dan  kemudian  hidup manusia, serta sanggup menyesuaikan
            diperbincangkan.  Pada  tingkat  tertentu  istilah   hidup  kebangsaannya dengan  dasar peri
            yang  diperbincangkan  dalam kehidupan  yang     kemanusiaan yang  universal,  meliputi  seluruh
            mengalir begitu saja ditemukan dan dirasakan tepat
            memenuhi rasa dan pengetahuan yang dimiliki oleh   alam kemanusiaan ciptaan Tuhan” (1950: 1)
            bangsa Indonesia. Hal ini tidak hanya  dirasakan   Kita tidak bisa membayangkan Pancasila itu
            oleh lingkungan  terdekat  kita, bahkan  mengalir   dirumuskan dalam konsep-konsep yang partikular
            jauh melampaui  sekat dan melintasi  dusun dan   dan partisan, jika itu terjadi, niscaya kita tidak akan
            lautan  Nusantara.  Bahwa  terdapat  kosakata  dan   pernah  menemukan Indonesia hari  ini. Dalilnya
            pengertian  yang  bisa diterima  oleh segenap  jiwa   jelas, keragaman yang kaya ini pasti akan terpecah
            raga  bangsa  Indonesia.  Hal ini seperti  kebaikan   berkeping-keping  jika  dasar negaranya  hanya
            yang hidup dan setiap orang tidak pernah menolak   menjiwai satu kelompok  tertentu  saja, padahal
            kebaikan, meskipun sulit untuk mengatakannya.
                                                             dalam realitasnya  kita telah menemukan bahwa
                                                             bangsa Indonesia ini entitasnya beragam  dan
            Hal inilah yang terjadi dengan Pancasila. Apakah   berbeda-berbeda.
            kita akan menolak nilai ketuhanan,  kemanusiaan,
            persatuan,  permusyawaratan,   dan   keadilan?   Oleh karena itu, kita patut bersyukur dan berbangga
            Meskipun kita tidak mampu merumuskannya, tetapi   dengan  pendahulu  kita  yang memahami dengan
            kita tidak akan mampu untuk menolaknya.  Salah   betul tentang  kenyataan  dan  realitas bangsa
            satu kuncinya ialah nilai-nilai tersebut begitu dekat   Indonesia ini. Para  pemikir dan ulama Islam,
            dan bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan   misalnya, dengan  suka  rela  dan  ikhlas menerima
            dari kehidupan kita segenap bangsa Indonesia.
                                                             penghapusan tujuh butir kata pada Piagam Jakarta
                                                             demi maslahat yang lebih besar yakni persatuan dan
            Kenyataan   ini,  sebagaimana   telah  disebut   keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa
            sebelumnya, tidak lepas bahwa Pancasila itu adalah   diskriminasi  kelompok. Toh,  pada  hakikatnya  sila
            ruh bangsa Indonesia itu sendiri, dia tidak diciptakan   pertama dan sila-sila yang lain tidak bertentangan
            melainkan digali dari  relung paling  dalam jiwa   dengan nilai-nilai universal Islam dan agama yang
            bangsa  ini. Atas dasar  itulah Pancasila kemudian   lain, bahkan sebaliknya nilai-nilai universal Pancasila
            dirumuskan dalam konsep-konsep yang universal    itu diharuskan untuk diperjuangkan. Pemahaman ini
            sifatnya.  Ini tidak  lain untuk  menjawab  kenyataan   sesungguhnya relevan dengan dimensi pemaknaan
            bahwa  segala entitas subkultur yang ada pada    Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila adalah
            bangsa ini hanya mampu disatukan dengan  nilai-  keniscayaan  Indonesia  itu  sendiri.  Terkait  hal  ini
            nilai yang dapat  diterima semua pihak,  dan  nilai   akan dibahas berikutnya di bagian pemaknaan sila-
            itu adalah  bagian  dari  dirinya.  Seperti  ungkapan   sila Pancasila.
            Roeslan Abdulgani yang menilai  bahwa  ideologi
            Pancasila bukan sesuatu yang  asing dari  bangsa
            Indonesia.  Ia  merupakan  bagian  dari  kehidupan
            masyarakat  desa di berbagai belahan  Indonesia
            yang sudah berurat akar (1998: 45). Dengan bahasa
            lain Ki Hajar Dewantara mengutarakannya dengan:
            “Pancasila tak kurang dan tak lebih menunjukkan
            sifat keluhuran serta kehalusan budi bangsa kita,
            menggambarkan dengan singkat, namun jelas, apa
            yang hidup di dalam jiwa bangsa kita. Pancasila
            menjelaskan serta menegaskan corak warna atau
            watak rakyat kita sebagai bangsa:  bangsa yang
            beradab, bangsa yang  berkebudayaan, bangsa
            yang  menginsyafi keluhuran dan kehalusan                  Sumber Foto: Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbud



                                                                                                        28
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47