Page 53 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 53
Memahami Pancasila sebagai sesuatu yang “Ketika manusia-manusia yang tinggal di pesisir
eksis dalam pikiran dan ditemukan dalam dunia pantai melihat laut, produk penglihatannya
yang nyata menjadi bagian dari daya penalaran ialah bahwa laut menjadi seperti seorang “ibu”
filsafat. Sebab yang dibicarakan dalam filsafat
adalah sesuatu yang nyata bukan ilusi, tapi bisa bagi mereka. Sebab samudera memungkinkan
membedakan mana yang nyata dan mana yang ilusi. mereka bisa hidup, setiap hari mengambil ikan-
Dia ada dalam pikiran dan karena itu bisa dijelaskan ikan yang membuat mereka tidak kekurangan
diuraikan maknanya, tapi juga bisa dibuktikan dalam apa-apa. Upacara “melarung” persembahan
dunia yang nyata dengan beragam manifestasi. ke laut menjadi seolah-olah ucapan syukur dan
Mengingat makna diambil dari sesuatu yang nyata
bukan sekadar impian atau permainan pikiran terima kasih kepada “ibu yang terus memelihara
semata. Dari sana kita bisa memahami ungkapan mereka. “Kekuatan“ laut dahsyat, bukan karena
Ki Hajar Dewantara tentang Pancasila hakikatnya bencananya, melainkan karena pemeliharaan
adalah jiwa “jiwa bangsa kita, sifat pribadi rakyat (seolah seperti seorang “ibu”) kepada hidup
kita dalam lingkungan kenegaraan”. Jika tidak mereka secara terus menerus” (2015:30)..
ada jiwa di dalamnya, maka UUD 1945 hanyalah
tumpukan pasal semata. Pancasila itulah yang yang Mengacu kepada objek pengetahuan fisik dan
menghidupkan UUD (1950:1). nonfisik, pada pembahasan ini mendapatkan
gambaran bagaimana wujud Pancasila itu sangat
Melalui penalaran rasionya, Pancasila adalah beragam. Keragaman itu menyesuaikan dengan
konsep pikiran yang bersumber dan terhubung kapasitas individu atas realitas yang dihadapinya.
dengan realitasnya. Peristiwa inilah yang terjadi Seorang guru yang menekuni dunia pendidikan
dalam persidangan perumusan dasar negara baik akan berbeda penangkapan pemahamannya
BPUPK maupun PPKI. Para pendiri bangsa berdebat, dengan seorang petani yang berlumpur dalam dunia
bersidang, dan bermusyawarah dengan segenap pertanian. Seorang atlet dalam bidang olahraga
argumentasi, penalaran dan juga ekspresi jiwa yang mengarungi prestasinya berbeda dengan seorang
mengedepankan kebijaksanaan yang agung. Bagi insinyur dalam bidang teknik. Seorang ulama yang
mereka, Pancasila adalah sesuatu yang tampak menekuni bidang agama akan berbeda dengan
konkret, hadir dan mewujud dalam rangkaian seorang pejabat yang melayani rakyat dalam bidang
perumusan demi perumusan. Hal inilah yang administrasi pemerintahan dan seterusnya. Sehingga
kemudian menjadi landasan historis filosofis bagi ketika menisbatkan Pancasila dengan jargon “Saya
generasi setelahnya untuk memahami alur pikir dan Pancasila” atau “Pancasila adalah kita” menjadi
suasana kebatinan yang terus menerus dijaga dan bagian dari pemahaman wujud yang sederhana
dirawat kelestariannya. namun dikembalikan kepada lingkup dunia yang
dihayati masing-masing. Pancasila sebagai produk
Oleh karena itu, tidaklah salah jika ada yang kemanusiaan Indonesia pada akhirnya memvalidasi
memverifikasi Pancasila dalam realitasnya dalam kenyataan dan memverifikasi pengalaman batiniah
bentuk dunia kehidupan di sekitarnya yang dekat. bahwa Tuhan Yang Maha Memberi Kehidupan itulah
Contoh beragam kearifan lokal salah satunya. yang diyakini setiap manusia Indonesia seperti
Menurut Armada Riyanto, kearifan lokal merupakan pengakuan atas sila Ketuhanan YME.
bentuk konkret relasionalitas manusia dengan dunia
hidupnya menjadi nilai-nilai setempat. Dia tidak Ragam wujud Pancasila sedemikian itulah yang
terbentuk dalam kurun waktu sesaat tetapi bentukan memvalidasi mengapa ungkapan para pendiri
berabad-abad lamanya. Sehingga dalam proses bangsa atas Pancasila penuh dengan penjiwaan
pembentukannya dia bersifat inklusif (menyambut- yang terkait dengan pengalaman terdekat dan
membuka diri), kontekstual (sesuai dengan lingkup yang disaksikan mereka tentang Indonesia menjadi
kehidupannya) dan tidak beku baik secara doktrinal hidup dan relevan. Realitas Indonesia yang kaya,
maupun dogmatis (2015: 16). Gambaran berikutnya unik, beragam dipersatukan oleh Pancasila sebagai
diilustrasikan dengan apik oleh Armada Riyanto, produk pengalaman pendiri bangsa selaras dengan
semboyan bhinneka tunggal ika pada lambang
burung garuda. Meskipun demikian, setelah temuan
39 TUNAS PANCASILA