Page 56 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 56

TUNAS PANCASILA


                                                             Pancasila sebagai realitas akan selalu ada
                                                             sepanjang  bangsa Indonesia ada.  Kondisinya
                                                             ibarat bersembunyi dalam terang. Kita hanya perlu
                                                             menyibaknya untuk mendapatkan penjelasan bahwa
                                                             Pancasila itu hidup dalam jiwa bangsa Indonesia.
                                                             Oleh karena  itu nilai-nilai yang hidup dalam jiwa
                                                             bangsa Indonesia membutuhkan penyelaman,
                                                             pendalaman  atau  penggalian apakah  tumbuh
                                                             subur atau  gersang.  Nilai-nilai yang  tidak bersifat
                                                             jargon,  slogan,  meme, poster,  spanduk  kata-kata
                                                             atau kampanye tetapi benar-benar  hidup dalam
                                                             alam kenyataan.  Dalam dunia  pendidikan  juga
                                                             demikian penggambarannya.  Apakah  pendidikan
                                                             yang memerdekakan peserta didik dapat disaksikan
                                                             dari wajah-wajah ceria, penuh semangat dan hidup
                                                             dalam tata perilaku sekolah yang hidup bukan
                                                             penggambaran  jiwa-jiwa  yang  lesu bahkan  mati
                                                             namun hinggap dalam tubuh.


                                                             Untuk  mengungkap,  menyibak atau  menyingkap
                                                             realitas yang  hidup dalam alam keindonesiaan
                                                             atas Pancasila tetap membutuhkan pengetahuan.
                                                             Melalui pendidikan  sejarah,  penalaran  logika dan
                                                             pengungkapan  bahasa kondisi  tersebut dapat
                                                             dicerap dan diperoleh. Sehingga masuk pada ruang
                                                             formal pengetahuan  yang  bersifat  metodis dan
                                                             membutuhkan metodologi. Pendidikan yang diwakili
                                                             oleh  seperangkat  sistem pengajaran  pengetahuan
                                                             mampu  menampilkan metode yang membimbing
                                                             peserta didik untuk memahami  Pancasila. Bukan
                                                             hanya bersifat kognitif pengetahuan semata tetapi
                                                             mampu memicu aktivitas yang sadar  dari  peserta
                                                             didik. Tentu saja level kesadaran  peserta  didik
                                                             disesuaikan dengan tingkat pemahaman nalarnya.
                                                             Buah  dari  metode  pendidikan  yang  bersendikan
                                                             kenyataan  yang  hidup  dalam  alam  pikir  peserta
                                                             didik diharapkan  menjadi sebuah  nilai. Nilai yang
                                                             tercermin  dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif
                                                             namun berbasis fakta  peserta didik. Mereka
                                                             tidak  kebingungan  untuk  menerjemahkan  hasil
                                                             pendidikannya  dalam   kehidupan   keseharian.
                                                             Bahwa  ilmu  pengetahuan  yang  mereka peroleh
                                                             dalam  ruang-ruang  pendidikan  betul-betul  dapat
                                                             dijumpai dalam dunia kenyataan yang dihadapinya.
                                                             Bagaimana aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
                                                             tercapai dalam alam kesadaran peserta didik secara
                                                             bertahap.  Sehingga  benar-benar  pemahaman
                                                             pendidikan mampu ditemukan dalam dunia
                                                             kenyataan  sekaligus mampu diungkapkan  dalam
                     Sumber Foto: Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbud  bahasa pengetahuan secara logis dan penuh jiwa.


                                                                                                        42
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61