Page 54 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 54

TUNAS PANCASILA











































                                                                      Sumber Foto: Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbud


            tentang Pancasila konteks selanjutnya mewujudkan   “Pertama harus diingat bahwa  pendidikan
            Pancasila dalam kehidupan  nyata  bukan perkara   itu  hanya suatu  ‘tuntunan’  di dalam hidup
            yang mudah. Suwarno mengungkapkan keberadaan     tumbuhnya anak-anak kita. Artinya bahwa
            Pancasila sebagai identifikasi dan idealisasi sejarah
            dan  pemikiran generasi  awal Pancasila tersebut   hidup tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar
            menghadapi tantangan luar biasa dalam kehidupan  kecakapan  atau kehendak kita kaum pendidik.
            bernegara,  berbangsa  dan bermasyarakat  untuk   Anak-anak itu  sebagai makhluk,  manusia
            seluruh manusia Indonesia yang mendiami kesatuan   dan benda hidup, sehingga mereka  hidup dan
            wilayah eksotik, unik, dan masif (1993: 177-178).
                                                             tumbuh  menurut  kodratnya sendiri… bahwa
                                                             kekuatan kodrati yang  ada pada anak-anak itu
            Dunia pendidikan yang menyesuaikan dengan alam
            pikiran  anak  didik harus  mampu  menyampaikan  tiada lain ialah segala kekuatan yang ada dalam
            keberadaan  Pancasila sesuai  dengan  daya yang   hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu
            dimilikinya. Hal inilah yang  dituntut  dalam dunia   karena kekuasaan kodrat.  Kita kaum pendidik
            pendidikan  bahwa  kenyataan  yang  dihadapi  oleh   hanya dapat menuntun  tumbuh atau hidupnya
            anak-anak yang beragam dituntun oleh pendidikan
            agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang   kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki
            setinggi-tingginya bagi mereka. Ki Hajar Dewantara  lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
            menyampaikan gagasan ini dengan ungkapan,        itu” (2009: 3-4).



                                                                                                        40
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59