Page 65 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 65

Dari sana kita dapat mulai memahami betapa sila-sila Pancasila menjadi
          sangat relevan dan menjadi manifestasi berbangsa dan bernegara seperti
          sekarang. Berikut adalah uraian makna sila-sila dalam Pancasila:

          1                                               menggunakan  perangkat  atau  sarana  di  alam ini

                      Ketuhanan Yang Maha                 sebagai penghubung  dirinya untuk sampai  pada-
                                                          Nya. Perangkat atau sarana itu kemudian menjadi
                      Esa (YME).                          sangat sakral sifatnya.

                                                          Pada realitas ontologisnya (dasar), wujud Tuhan itu
          Sebagaimana telah dijelaskan di awal, bahwa pikiran   satu, tunggal, tidak jamak dan berbilang. Ia adalah
          manusia mampu memverifikasi sesuatu dengan tiga   Realitas absolut yang ada di mana-mana dan tidak ke
          cara.  Salah  satunya  adalah  dengan  cara  verifikasi   mana-mana. Meski demikian, epistemologi manusia
          murni  dengan  pendekatan  filosofis.  Dalam  hal  ini,   kemudian memahaminya  dengan  gambaran  yang
          penggalian makna memang tidak secara langsung   berbeda-beda,  dan  pada  akhirnya  memunculkan
          dapat  ditemukan realitasnya dalam pikiran, meski   beragam pandangan tentang Tuhan yang berbeda
          begitu  pemahaman  kita  didapat  dari  pengamatan   pula dari setiap pemeluk agamanya.  Konsekuensi
          kita terhadap realitas di luar.
                                                          dari  semua ini adalah  bentuk wujud  laku atau
                                                          aksiologi/aktivitas peribadatannya menjadi berbeda
          Konsep Ketuhanan  Yang  Maha  Esa merupakan     satu sama  lain. Karena  itu, menjalankan secara
          salah satu sila dari lima sila Pancasila yang sifatnya   konsisten dan  teguh  ajaran  agama  adalah  bagian
          universal.  Konsep ini disusun  berdasarkan  pada   dari manifestasi Ketuhanan YME. Selain juga tentu
          pengamatan  yang  tampak  dalam  realitas  nyata   dengan tidak mengolok-olok aktualisasi keagamaan
          dari  sosio-kultur  masyarakat  Indonesia yang   orang  lain yang berbeda  dengan  kita, bahkan
          meyakini beragam aliran kepercayaan dan agama.   menghormatinya adalah bagian dari manifestasi sila
          Kepercayaan dan agama itu memiliki konsep tentang   ketuhanan ini.
          ketuhanannya masing-masing, yang dipahami dari
          kitab suci mereka menggambarkan Tuhan. Karena   Realitas inilah yang  kemudian  mengilhami para
          perbedaan pemahaman dan penggambaran Tuhan      pendiri  bangsa  kita bahwa  “Ketuhanan  Yang
          itulah kemudian konsep tentang Tuhan di masing-  Maha  Esa” adalah konsep paling dasar  atau  asali
          masing kepercayaan  dan  agama  pun  menjadi    dari setiap agama, yang menggambarkan  bahwa
          berbeda. Hal ini sejalan dengan ajaran Kitab Suci,   sesungguhnya setiap manusia beragama meyakini
          bahwa  setiap orang  dilarang  mengolok-olok    Realitas tunggal dan satu-satunya sebagai sumber
          keyakinan dan Tuhan dari masing-masing  orang,   dan tujuan hidup mereka. Karena itu, sifat religiusitas
          sebab jika itu terjadi, maka akan timbul saling olok   bangsa ini tidaklah dinafikan oleh pendiri bangsa,
          satu sama lain dan ujungnya adalah permusuhan   justru malah ditampung sebagai konsep universal
          yang berdarah-darah. Dunia telah mencatat sejarah   pertama dalam sila Pancasila. Menafikan agama dan
          paling kelam akibat  hal seperti ini. Dan Pancasila   keyakinan religius bangsa  ini sama saja menolak
          adalah upaya untuk mencegah hal itu terjadi dalam   fitrah  bangsa  Indonesia.  Yakni  bangsa  yang  sejak
          konteks Indonesia yang beragam.
                                                          awal berketuhanan.  Keyakinan religius itulah
                                                          yang mengilhami  para  pendiri bangsa kita untuk
          Sejak awal,  para  pendiri  bangsa  ini memahami   menempatkan dan menjadikan “Ketuhanan  Yang
          betul  hal  tersebut.  Bahwa  pada  dasarnya,  fitrah   Maha Esa” sebagai bagian dari sila utama Pancasila.
          manusia, apalagi manusia Indonesia, pada dasarnya   Sebab mereka memahami, bahwa Tuhanlah sumber
          bertuhan  atau  meyakini tentang  adanya  Realitas   dan tujuan hidup manusia dan kita sebagai bangsa,
          yang lebih absolut dari dirinya dan segala apa   caranya adalah dengan memperjuangkan nilai-nilai
          pun yang ada di alam semesta ini. Karena Realitas   universal empat sila lainnya agar termanifestasikan
          absolut itu sulit dan  mustahil digambarkan,  maka   dalam kehidupan kita di dunia ini.
          dalam realitas kehidupannya, banyak manusia


    51    TUNAS PANCASILA
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70