Page 77 - C:\Users\danang\Documents\Flip PDF Professional\BUKU-TUNAS-PANCASILA\
P. 77

5           Keadilan sosial                     Sementara itu, sebagaimana telah dijelaskan pada
                                                          pembahasan sila  kedua sebelumnya tentang
                      bagi seluruh rakyat                 kemanusiaan yang adil dan beradab. Kita memahami
                                                          bahwa konsep adil memanglah tidak memiliki wujud
                      Indonesia                           dalam rupa dan bentuk apa pun di realitas. Meski
                                                          begitu, konsep adil bukanlah konsepsi abstrak yang
                                                          hanya  berhenti di kepala,  melainkan dia memiliki
          Setelah kita memahami  konsep kerakyatan        realitasnya  ketika dihubungkan dengan  aktivitas
          dalam   bingkai  hikmah   kebijaksanaan   dan   manusia. Konsep ini sama seperti konsep sebab
          permusyawaratan/perwakilan.  Kita  akhirnya  tiba   akibat  di mana  wujud  realitas sebab  akibat  tidak
          pada muara dari tujuan berbangsa dan bernegara,   akan kita temukan bentuknya sebagaimana benda
          yakni  mencapai  kebahagian  hidup  bersama.  Kita   lain seperti kopi, nasi, kasur, dsb. Hal yang seperti
          menerima dan menggapai anugerah  keadilan       ini dalam filsafat disebut sebagai konsep sekunder
          sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tersebut tanpa   filsafat.  Meski  secara  realitas  dia  tidak  memiliki
          kecuali. Kata “tanpa  kecuali” bermakna  keadilan   wujud tunggal,  tetapi pengetahuan  kita akan
          yang  diberikan  tanpa  melihat  suku,  agama,  dan   jelas terhadapnya  ketika  aktivitas sebab  akibat  itu
          budaya  tertentu.  Semua diperlakukan  sama dan   tampak. Misalnya, air mendidih karena dipanaskan
          setara  secara  proporsional  sesuai kewajiban  dan   api yang panasnya 100 derajat. Kita langsung paham
          tanggung jawabnya sebagai warga bangsa.         bahwa sebab mendidih air karena dipanaskan oleh
                                                          api yang panasnya 100 derajat. Sebabnya adalah api
          Mohammad Hatta  menjelaskan bahwa  keadilan     yang panas, dan akibatnya adalah air mendidih. Hal
          sosial, selain berfungsi sebagai dasar negara, juga   ini sama dengan konsep adil di mana adil baru akan
          merupakan tujuan berbangsa dan bernegara yang   muncul ketika  perilaku  adil  diwujdukan.  Ini telah
          harus diamalkan. Mohammad Hatta berkata:        kami jelaskan di bagian sila kedua sebelumnya.

          “Keadilan sosial tidak saja menjadi dasar negara   Sementara  itu, diksi keadilan selalu merujuk
          Republik Indonesia, tetapi sekaligus menjadi    pada  pencarian tentang  kesejatian, keaslian,
          tujuan yang harus dilaksanakan, supaya tercapai   dan kemendasaran adil tersebut. Banyak sekali
          apa yang  disebut  dalam Pembukaan  Undang-     definisi  tentang  adil,  dan  seringkali  banyak  orang
                                                          memperlakukan konsep adil secara  serampangan
          Undang  Dasar Republik Indonesia. Keadilan      tanpa  memperdalam pengetahuannya  tentang
          sosial adalah  langkah  menentukan  untuk       hal  tersebut.  Misalnya,  melalui pencarian  dan
          melaksanakan Indonesia adil dan makmur          pendalaman secara hati-hati dan serius terhadapnya.
          “(Mohammad Hatta, : 46).                        Jika kita  lihat dalam konteks Pancasila,  maka
                                                          kesejatian keadilan  dalam  Pancasila itu  kemudian
                                                          dibatasi dalam konteks sosial, yakni keadilan
                                                          bersama untuk semua rakyat Indonesia. Terkait hal
                                                          ini, Ki Hajar  Dewantara  juga  memberikan catatan
                                                          khusus  kepada  banyak  orang tentang  demokrasi
                                                          modern/Barat  dan  keadilan.  Banyak  orang  keliru
                                                          memaknai demokrasi Barat  dengan  menganggap
                                                          bahwa  demokrasi tersebut  niscaya mengandung
                                                          keadilan  karena telah  mengkampanyekan  slogan
                                                          kesamaan. Padahal  di di dalamnya kita temukan
                                                          kekosongan akan harga  dan nilai manusia lahir
                                                          batin. Hal seperti ini menurutnya bukanlah keadilan.
                                                          Ki Hajar Dewantara berkata:




                   Sumber Foto: Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbud

    63    TUNAS PANCASILA
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82