Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 FEBRUARI 2021
P. 72

UMP ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan, sedangkan upah minimum
              kota/kabupaten ditentukan berdasarkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi kota/kabupaten yang
              bersangkutan.  Adapun  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan  yang  dimaksud  mengacu  pada
              variabel paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan median upah yang datanya
              bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

              Penyesuaian atau perubahan upah minimum sendiri dilakukan setiap tahun dengan mengacu
              pada  rentang  nilai  tertentu  di  antara  batas  atas  dan  batas  bawah  upah  minimum  wilayah
              bersangkutan.

              Batas atas dihitung berdasarkan rata-rata konsumsi per kapita dikalikan rata-rata banyaknya
              rumah tangga dibagi rata-rata anggota rumah tangga yang bekerja pada setiap rumah tangga.
              Sementara batas bawah upah minimum merupakan nilai acuan upah minimum terendah yang
              dihitung dari 50 persen hasil penghitungan batas atas upah minimum.

              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar memandang
              acuan baru upah minimum yang merujuk pada paritas daya beli, penyerapan tenaga kerja, dan
              median upah erat kaitannya dengan kondisi ketersediaan lapangan kerja dan pencari kerja.

              “Makin sedikit lapangan kerja dan makin banyak pencarinya, artinya upah akan turun. Kondisi
              ini  membuat  daya  tawar  pekerja  menjadi  rendah  karena  pelaku  usaha  bisa  dengan  mudah
              menentukan upah minimum,” kata Timboel, Sabtu (7/2/2021).

              Dalam pasar ketenagakerjaan yang bebas, Timboel mengatakan posisi upah memang sangat
              dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan lapangan kerja dan pencarinya. Dia menjelaskan upah
              minimum  yang  selama  ini  ditetapkan  rutin  setiap  tahun  sejatinya  memainkan  peran  sebagai
              jaring pengaman agar pekerja tetap menerima upah layak tanpa harus mengkhawatirkan kondisi
              pasar kerja.

              “Kalau  lapangan  kerja  banyak  dan  pencari  sedikit,  upah  minimum  bisa  juga  tinggi.  Tetapi
              masalah  di  Indonesia  terjadi  sebaliknya.  Karena  itu  konsep  upah  minimum  hadir,  untuk
              mencegah liberalisasi upah,” sambungnya.

              Timboel  pun  berpendapat  posisi  tawar  tenaga  kerja  tetaplah  terbatas  karena  tingkat
              pengangguran Indonesia cukup tinggi selama pandemi. Meski ruang negosiasi antara pemberi
              dan  pencari  kerja  tetap  terbuka,  dia  menyebutkan  pilihan  pekerja  pemula  tetap  terbatas  di
              tengah makin ketatnya pasar tenaga kerja.

              “Saat peminat banyak dan lapangan kerja baru terbatas, negosiasi akan tertutup,” kata dia.

              Dia  menyebutkan polemik  pengupahan  yang  berpotensi  mencuat di bawah  aturan  baru  bisa
              dihindari jika pemerintah ketat mengawasi pemberi kerja dalam memberi upah. Dalam hal ini,
              pekerja pemula harus dijamin tidak diupah di bawah upah minimum dan setelahnya mendapat
              upah sesuai dengan struktur dan skala upah yang ditetapkan perusahaan.
              “Di RPP ini disebutkan bahwa skala dan struktur upah harus dilampirkan perusahaan, saya harap
              bisa  diterapkan.  Jadi  ada  jaminan  pekerja  upahnya  terus  naik  setiap  tahun.  Tidak  seperti
              sekarang yang sudah bertahun-tahun namun gajinya stuck,” kata Timboel.

              Sebagaimana aturan pendahulu, upah minimum terdiri atas UMP dan UMK yang ditentukan oleh
              gubernur. Tetapi berbeda dengan aturan pendahulu, UMK hanya bisa ditetapkan jika rata-rata
              pertumbuhan  ekonomi  kabupaten/kota  selama  3  tahun  terakhir  lebih  tinggi  dari  rata-rata
              pertumbuhan ekonomi provinsi.





                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77