Page 109 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 109

keringanan  iuran  program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  dan  Jaminan  Kematian  dengan  diskon
              hingga 99%.
              "Untuk  penundaan  iuran  jaminan  pensiun,  besarnya  juga  99%.  Kemudian  ada  kelonggaran
              batasan untuk pembayaran iuran yang biasanya di tanggal 15 setiap bulannya, ini bisa diundur
              menjadi tanggal 30 bulan berikutnya. Pengenaan denda juga dikurangi dari 2% menjadi 0,5%,"
              kata Sumarjono.

              Bantuan Subsidi Upah BPJamsostek juga memiliki peran besar dalam program Bantuan Subsidi
              Upah/Gaji  (BSU)  untuk  proses  verifikasi  penerima  bantuan  yang  merupakan  peserta
              BPJamsostek.

              Dari target 15,7 juta peserta yang ditetapkan pemerintah, yang dapat dikumpulkan sekitar 14,8
              juta peserta. Kemudian setelah dilakukan verifikasi dan validasi, didapatkan angka 12,4 juta data
              yang lolos dan diserahkan kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk ditindaklanjuti.

              Menurut Sumarjono, selain respon dari beberapa Human Resource Department (HRD) perusahan
              yang  lambat,  penyebab  tidak  tercapainya  target  15,7  juta  peserta  juga  disebabkan  oleh
              banyaknya  pekerja  yang  tidak  memiliki  rekening  bank  sebagai  syarat  penerima  BSU,  atau
              rekeningnya sudah tidak aktif.

              "Tidak semua merespon kepada BPJamsostek dengan cepat. Sementara kami juga diberikan
              batas waktu," kata Sumarjono.

              Koordinator Advokasi BPJs Watch, Timboel Siregar juga mengkritisi jumlah penerima BSU yang
              hanya 12,4 juta pekerja, padahal targetnya sebanyak 15,7 juta pekerja.

              "Bantuan subsidi upah ini sebetulnya sangat baik untuk membantu pekerja dengan penghasilan
              di bawah Rp 5 juta. Tetapi memang persoalannya yang baru bisa dieksekusi hanya 12,4 juta
              pekerja. ini yang waktu itu kami kritik terkait Permenaker 14/2020, karena faktanya kan banyak
              pekerja  kita  yang  belum  punya  rekening.  Jadi  bagaimana  kalau  pemberian  bantuan  itu
              dikombinasi melalui kantor pos," kata Timboel.

              Hal  senada  disampaikan  Anggota  Dewan  Jaminan  Sosial  Nasional  (DJSN),  Paulus  Agung
              Pambudi. Menurutnya, pekerja yang belum memiliki rekening bank seharusnya dimungkinkan
              untuk bisa tetap menerima bantuan melalui pendekatan tertentu untuk bisa dijangkau.

              Sementara itu terkait kepesertaan BPJamsostek, menurut Agung BPJamsostek juga harus lebih
              fokus pada peningkatan kepesertaan dari segmen pekerja skala kecil atau mikro dan pekerja
              informal.  Sebab  segmen  itulah  yang  sebetulnya  paling  membutuhkan  perlindungan
              ketenagakerjaan.

              "Kalau kita bicara perusahan menengah dan besar, pekerjanya itu relatif sudah memiliki tingkat
              pelayanan tertentu pada jaminan ketenagakerjaan, baik untuk jaminan hari tua maupun jaminan
              kesehatan. Jadi ke depan yang perlu difokuskan adalah peningkatan kepesertaan perusahaan
              skala kecil dan informal yang memang paling membutuhkan jaminan ketenagakerjaan," kata
              Agung.

              Sumber:BeritaSatu.com.










                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114