Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 118

Pemohon mendalilkan Pasal 81 angka 44 UU Cipta Kerja menghilangkan uang pesangon atau
              penghargaan masa kerja yang sebelumnya diatur dalam Pasal 156 UU Ketenagakerjaan.
              Hakim Konstitusi Arief Hidayat sempat menekankan, agar para pemohon, dalam hal ini FSPS,
              memperbaiki  permohonan  untuk  disesuaikan  dengan  perubahan  saat  undang-undang  itu
              diundangkan.

              "Apa yang ada di permohonan awal ini sebetulnya sudah banyak berubah karena Anda sudah
              secara proaktif meyesuaikan dengan kondisi setelah undang-undang itu diundangkan sehingga
              sudah ada nomornya UU Nomor 11 Tahun 2020," ujar Arief.

              Sementara, Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams menuturkan, pencantuman pasal yang ingin
              diuji harus cermat. Pasalnya, terdapat ketidaksinkronan antara objek yang diuji dengan tuntutan
              pemohon.  Untuk  itu,  ia  menasihati  pemohon  agar  mengamati  pasal  atau  nomor  ayat  dari
              undang-undang yang diuji, bukan pasal yang terdapat di dalam omnibus.

              Wahiduddin juga menasihati agar pemohon membangun logika argumentasi yang kuat untuk
              meyakinkan majelis hakim. "Ini nanti betul-betul kerja keras, ya," kata dia.

              Selain tiga pemohon tersebut, masih ada Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang
              mengajukan  gugatan.  Mereka  menggugat  2  November  2020  atau  bertepatan  saat  Presiden
              Jokowi mendandatangani UU Cipta Kerja, dengan nomor tanda terima 2045/PAN.MK/XI/2020.

              Dalam beberapa kesempatan, KSPI memaparkan pasal-pasal yang dianggap bermasalah. Pasal
              88 ayat (1). Sebab, pasal itu menyebutkan gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi.
              Kemudian, Pasal 88C Ayat (2) yang menyebutkan gubernur dapat menetapkan upah minimum
              kabupaten/kota  dengan  syarat  tertentu.  KSPI  juga  mempermasalahkan  soal  perjanjian  kerja
              waktu tertentu (PKWT).

              Sementara,  Kepala  Bagian  Hubungan  Masyarakat  dan  Kerja  Sama  Dalam  Negeri  Mahkamah
              Konstitusi Fajar Laksono mengatakan, total ada 3 yang sudah diagendakan untuk sidang dalam
              gugatan UU Cipta Kerja. "Yang sudah diagendakan sidang ada 3, yang baru masuk kemarin itu
              1," kata Fajar kepada Liputan6.com, Rabu (5/11/2020).

              Secara teknis, persidangan terkait UU Cipta Kerja akan digelar terbuka. Artinya, publik dan pihak-
              pihak terkait dapat mengikuti dan memonitor jalannya persidangan secara transparan. "Silakan
              publik ikut mengawal proses di MK," tutur Fajar.

              Soal tanda tanya publik mengenai kabar Hakim Konstitusi Arief Hidayat yang akan mendapatkan
              anugerah Bintang Mahaputera dari Presiden Jokowi, Fajar mengatakan, bahwa hal tersebut tidak
              ada sangkut paut dengan persidangan uji materi UU Cipta Kerja.

              "Penghargaan itu diusulkan dan diproses sudah sejak lama sebagaimana lembaga-lembaga lain
              juga mengusulkan," tegas Fajar.

              Sesuai Konstitusi Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian mengatakan, pemerintah
              sudah siap menghadapi gugatan atau uji materi UU Cipta Kerja ini. Menurutnya, pihaknya sudah
              menyiapkan  argumentasi  dalam  menghadapi  gugatan  terkait  UU  Ciptaker  di  MK.  Apapun
              keputusan hakim kelak, pemerintah, kata Donny, akan menerimanya dengan lapang dada.

              "Apapun keputusannya harus diterima secara legowo oleh semua pihak, termasuk pemerintah
              sendiri," jelas Donny kepada Liputan6.com, Rabu (5/11/2020).
              Donny mengatakan, pemerintah optimistis dan berkeyakinan bahwa UU Cipta Kerja ini tak ada
              yang  menyalahi  konstitusi.  "Tapi  pada  akhirnya  pihak  yang  memutuskan  adalah  Mahkamah
              Konstitusi. Dan saya kira ini proses konstitusional yang wajar dan biasa," tutur Donny.

                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123