Page 119 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 119

Meski banyak penolakan terkait UU Cipta Kerja, Donny mengatakan bahwa dengan perundangan
              ini semua orang bisa bekerja dan menafkahi keluarganya. "Itu yang menjadi keyakinan dibuatnya
              UU ini," jelas Donny.

              Terpisah, Menko Polhukam Mahfud Md melalui rekaman video, menuturkan soal kesalahan ketik
              yang berbuntut kegaduhan, pemerintah akan segera menyelesaikannya.

              "Jalurnya, kita akan bicara dengan DPR RI kenapa yang dikirim seperti itu, mana dokumen yang
              benar, lalu nanti bisa diselesaikan MK, itu kalau yang clerical," jelas Mahfud.

              Sementara, untuk yang sifatnya substansi, dia meminta semua pihak menyelesaikannya di MK.
              "Kalau  MK  memutuskan  sesuatu  ini  salah,  kita nanti  ada  legislatif  reviewnya,  tidak  menutup
              kemungkinan  untuk  legislatif  review,  perubahan  undang-undang  untuk  pasal-pasal  tertentu,
              sesudah nanti MK memutuskan tentang apa yang harus diubah," tutur Mahfud.

              Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Achmad Baidowi menuturkan, dengan sudah sahnya
              UU Cipta Kerja ini, maka tinggal menunggu aturan pelaksanaannya. Sehingga dia sangat yakin,
              bahwa UU ini seusai konstitusi. Bahkan, terkait salah ketik, itu menurutnya tak masalah.

              "Terkait salah ketik itu hal teknis dan tidak berpengaruh pada substansi," kata Baidowi kepada
              Liputan6.com, Rabu (5/11/2020).

              Pakar  Hukum  Tata  Negara,  Yusril  Ihza  Mahendra  menuturkan,  bukan  hanya  gelombang
              penolakan besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dan DPR, namun upaya banyak pihak
              membawa UU Cipta Kerja ke MK yang serta merta memperoleh banyak dukungan.

              Menurut  Yusril,  ini  menjadi  penting  karena  MK  dapat  obyektif  memeriksa  dan  memutuskan
              apakah secara formil proses pembentukan UU Cipta Kerja ini menabrak prosedur pembentukan
              undang-undang, termasuk melakukan amandemen terhadap undang-undang atau tidak.
              Yusril  menuturkan,  MK  akan  menggunakan  norma-norma  dalam  Undang-Undang  Nomor  12
              Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana telah diubah
              dengan Undang-Undang No 15 Tahun 2019 untuk menilainya.

              Menurut dia, Omnibus Law adalah sebuah undang-undang yang mencakup berbagai pengaturan
              yang  saling  berkaitan,  langsung  maupun  tidak  langsung.  Dalam  proses  pembentukannya,
              Omnibus  Law  sangat  mungkin  akan  mengubah  undang-undang  yang  ada  di  samping
              memberikan pengaturan baru terhadap sesuatu masalah.
              "Persoalannya  kemudian  adalah,  apakah  proses  pengubahan  atau  amandemen  terhadap
              undang-undang lain itu sejalan atau tidak dengan norma dan prosedur perubahan, sebagaimana
              diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan?"
              tanya Yusril.
              Karena  itu  Yusril  meminta  Pemerintah  dan  DPR  harus  hati-hati  dan  argumentatif
              mempertahankan prosedur yang mereka tempuh dalam proses pembentukan Undang-Undang
              Cipta Kerja dengan menggunakan cara Omnibus ini. Karena, bisa saja nanti MK membatalkan
              undang-undang tersebut.

              "Saya  katakan  harus  hati-hati  dan  benar-benar  argumentatif,  karena  apabila  prosedur
              pembentukannya  bertentangan  dengan  ketentuan  dalam  Undang-Undang  Nomor  12  Tahun
              2011, maka MK bisa membatalkan UU Cipta Kerja ini secara keseluruhan, tanpa mempersoalkan
              lagi apakah materi yang diatur oleh undang-undang ini bertentangan atau tidak dengan norma-
              norma UUD 1945," jelas Yusril.




                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124