Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 198

SERIKAT PEKERJA : UPAH MINIMUM HARUS NAIK TAHUN DEPAN

              JAKARTA --  Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan upah
              minimum 2021 harus tetap naik terlepas dari kondisi perekonomian demi menjamin daya beli
              masyarakat.

              "Untuk  2021  jangan  sampai  seperti  1998  ketika  Soeharto  mengeluarkan  aturan  tidak  ada
              kenaikan upah. Daya beli masyarakat akan semakin ambruk jika tidak ada kenaikan pemasukan,"
              kata Said Iqbal kepada  Bisnis,  Rabu (7/10/2020).

              Said  Iqbal  mengatakan  perekonomian  yang  tertekan  tidak  bisa  menjadi  alasan  penundaan
              kenaikan upah minimum. Pemerintah disebutnya perlu berkaca pada kondisi 1999 ketika upah
              minimum tetap naik 16 persen meski perekonomian pada 1998 tercatat tumbuh negatif 13,16
              persen.

              Terkait komentar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang menyebutkan dasar penghitungan
              upah minimum tak bisa mengacu pada aturan lama karena memberatkan pemberi kerja, Said
              Iqbal menilai hal tersebut tidak perlu menjadi soal.

              Perusahaan yang tidak mampu menaikkan upah minimum disebutnya bisa melaporkan kondisi
              keuangan agar lepas dari kewajiban tersebut.

              "Jadi  perusahaan  yang  mampu  tetap  menaikkan  upah,  sementara  yang  tidak  bisa  harus
              melaporkan kondisi keuangan agar tidak bebas dari kewajiban," lanjutnya.
              Adapun  terkait  pengesahan  UU  Cipta  Kerja,  KSPI  tetap  menyuarakan  penolakan  atas
              dihapuskannya upah minimum sektoral (UMSK) dan pengenaan syarat untuk pemberlakuan upah
              minimum kota/kabupaten (UMK).

              "Di seluruh dunia ada upah minimum sektoral yang berlaku sesuai kontribusi nilai tambah tiap-
              tiap produksi terhadap PDB negara. Akan tidak adil jika dihapuskan," katanya.

              Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa dasar penghitungan
              upah minimum 2021 bakal mengacu pada besaran upah minimum 2020 sebagaimana usulan
              sementara  Dewan  Pengupahan.  Usulan  ini  mengemuka  dengan  mempertimbangkan  kondisi
              perekonomian sepanjang 2020 yang menunjukkan performa negatif.

              "Rekomendasi dari Dewan Pengupahan sementara mengacu pada UMP 2020. Kami akan  update
              dan dengar kembali usulan dari Dewan Pengupahan," kata Ida dalam konferensi pers di Jakarta,
              Rabu (7/10/2020).

              Peraturan  Pemerintah  Nomor  78  tahun  2015  tentang  Pengupahan  sendiri  memerlukan  revisi
              menyusul datangnya jatuh tempo peninjuan komponen hidup layak (KHL) yang dilakukan lima
              tahun sejak beleid tersebut diterbitkan.

              Ida mengatakan terdapat sejumlah komponen yang berubah untuk 2021. Meski demikian, dia
              mengemukakan  penghitungan  upah  minimum  dengan  mengacu  pada  Undang-Undang  dan
              Peraturan  Pemerintah  tidak  mungkin  dilakukan  karena  pandemi  telah  mengakibatkan
              perekonomian tumbuh negatif.

              "Kita  semua  tahu  akibat  pandemi  pertumbuhan  ekonomi  minus,  tidak  mungkin  bagi  kita
              meghitung dengan normal sebagaimana diatur dalam UU dan PP. Kalau dipaksakan mengikuti
              aturan lama, akan banyak perusahaan yang tidak sanggup bayar upah minimum," kata Ida..




                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203